Hingga saat ini, PT Semen Padang telah menyebar sekitar 13.000 ikan bilih hasil konservasi ke habitat aslinya di Danau Singkarak. Dan, penebaran ikan bilih ini telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat atau nelayan di salingka Danau Singkarak.
Bagi PT Semen Padang, kata Indrieffouny, konservasi ikan bilih ini merupakan salah satu program unggulan dari Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan. Dan, konservasi ikan bilih ini turut menjadi penilaian PROPER Emas 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Alhamdulillah, berkat konservasi ikan bilih yang juga didukung melalui kerjasama antara Semen Padang dengan Universitas Bung Hatta (UBH), akhirnya kita bisa meraih PROPER Emas untuk pertama kalinya,” ungkap dirut yang akrab disapa Arif ini.
Kemudian, terkait nursery bibit kaliandra merah yang berada di area konservasi, Indrieffouny menyampaikan bahwa ini juga turut menjadi perhatian pada Gerakan Sero. Sebab, nursery kaliandra merah ini juga salah satu dari program unggulan Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) PT Semen Padang.
Indrieffouny menambahkan, keberadaan ikan bilih, rusa tutol dan nursery kaliandra merah ini, tentunya juga dapat menjadi daya tarik bagi stakholder yang berkunjung ke PT Semen Padang. Kemudian bagi PT Semen Padang sendiri, kunjungan stakholder secara tidak langsung, juga dapat meningkatkan citra perusahaan.
“Makanya, melalui Gerakan Sero di area konservasi ini, kami lakukan penataan dan pembersihan, supaya dapat menambah keyakinan stakeholders bahwa Semen Padang adalah industri semen yang peduli terhadap lingkungan,” pungkas Indrieffouny. (ren/rel)