AIA DINGIN, METRO —Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Teknologi Refuse Derived Fuel (TPST-RDF), sebagai tempat pengolahan Sampah menjadi energi padat terbarukan yang dapat menggantikan penggunaan batubara. Rabu (13/12), Wakil Wali Kota Padang Ekos Albar meresmikan pembangunan lokasi TPST-RDF di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Aiadingin, Kecamatan Kototangah.
“Mega proyek tersebut akan dilelang pada pekan keempat Desember ini, dengan lama pengerjaan 1,5 tahun. Insyaallah September 2025, Kota Padang sudah memiliki RDF,” kata Wawako Ekos Albar, kepada awak media, di TPA Aiadingin.
Menurutnya, pembangunan pengolahan sampah berbasis RDF di Kota Padang, tidak lepas dari support dari banyak pihak, seperti Kementerian PUPR, Menkomarves, PT Semen Padang.
“Yang terpenting lagi, ini dapat terlaksana adalah karena adanya offtacker (pemasaran) dalam hal ini adalah PT Semen Padang, jadi setiap produk yang akan dihasilkan tersebut tentunya harus tahu kemana akan dijual,” kata wawako.
Dia juga mengakui, bahwa timbulan sampah di Kota Padang saat ini sudah sangat luar biasa, yakni menyentuh angka 600-650 ton perhari.
Setelah RDF ini beroperasi, setiap hari akan mampu mengolah sampah kotor atau yang tidak di pilah sebanyak 200 ton. Dari 200 ton sampah tersebut akan menghasilkan sebanyak 100 ton produk RDF.
“Nah, dengan adanya solusi berupa RDF ini paling tidak kita bisa mengurangi sampah hingga 200 ton perhari. Sisanya lagi sekitar 70 persen itu atau 400 ton itu ada lagi inovasi terbaru,” ulas wawako.
Dijelaskan wawako, hadirnya TPST-RDF memberikan beberapa manfaat untuk Kota Padang. Antara lain perpanjangan masa pakai TPA, mengurangi emisi karbon, gas metan yang menjadi penyebab rusaknya ozon dan pemanasan global, RDF bisa menjadi energi terbarukan dan RDF menjadi sumber PAD baru bagi Kota Padang.
“Diharapkan dengan adanya teknologi RDF ini Kota Padang dapat melakukan pengelolaan sampah yang lebih baik dan dapat mengubah perilaku masyarakat Kota dalam pengelolaan sampah,” ujarnya.




















