NANGGALO, METRO–Stok padi di beberapa huler atau penggilingan di Kota Padang semakin menipis. Pemilik huler menyebut karena menurunnya produksi padi yang ada di lahan-lahan pertanian yang ada di Kota Padang.
Sudah beberapa bulan terakhir harga beras di pasaran terus meroket. Bahkan dalam satu bulan terakhir kenaikannya makin membuat ibu rumah tangga pusing.
Saat POSMETRO mendatangi salah satu huler di jalan Gurun Laweh, Kecamatan Nanggalo, tampak pemilik huler hanya menjemur beberapa karung padi. Katanya, stok padi sudah menipis sejak beberapa pekan terakhir, yang menyebabkan harga beras terus meningkat.
Pemilik huler, Nurjidah (72), mengatakan di tempat usahanya itu hanya tersisa 20 karung sebagai stok. Dalam kondisi normal stok di huler mencapai 50 karung.
Menurut dia, penyebabnya adalah karena padi belum ada masak. Selain itu, beras dari luar lebih mahal daripada di Kota Padang.
Lanjutnya, jika mendatangkan stok beras dari luar maka biaya akan semakin besar karena menggunakan transportasi dan harga padi yang tinggi.
Di huler miliknya harga beras per 50 karung atau karung besar dijual dengan harga Rp450 ribu per karung. Sementara harga beras karung kecil isi 10 kg dijual dengan harga Rp150 ribu per karung.
“Beras yang diolah di huler saya hanya beras IR42 saja. Harga beras ini naik dari akhir bulan Agustus pada tahun ini. Perkiraan harga beras akan naik sampai akhir tahun ini karena saat ini petani baru menanam padi dan akan panen kurang lebih 3 bulan,” jelasnya.
Ia menyebutkan saat ini padi yang akan dijemur hanya beberapa karung saja. Diperkirakan sekitar 15 hari lagi ada padi masak di Kurao Pagang dan di daerah Sungaisapih ada sekitar 100 karung padi yang akan dijemur dan diolah.
Hal serupa juga dikeluhkan pemilik huler lain, di jalan Marapak, Kalumbuk, Kecamatan Nanggalo. Syofyenti (50), mengatakan yang serupa stok menipis disebabkan pemasukan padi berkurang.
















