SUDIRMAN, METRO – Roehana Koeddoes sudah selayaknya menjadi pahlawan nasional. Pada zamannya, Roehana tidak hanya menjadi jurnalis perempuan pertama di Indonesia dengan mendirikan dan menjadi pemimpin redaksi surat kabar Soenting Melajoe, tetapi juga memberikan pendidikan bagi perempuan di lingkungannya. Serta memberdayakan mereka dengan mengajarkan keterampilan hingga bisa membantu ekonomi keluarga.
“Pada zamannya, Roehana Koeddoes juga sudah bisa melakukan ekspor dan impor dari Belanda. Ia mengimpor bahan-bahan untuk sulaman dan hasilnya kembali diekspor ke Belanda. Masa kita di zaman sekarang tidak bisa berbuat seperti yang dilakukan Roehana Koeddoes. Apa yang terpikir hari ini, laksanakan hari ini,” kata Anggota DPD RI, Leonardy Harmainy pada acara penyerahan hadiah Roehana Koeddoes Award 2018, Sabtu (22/12).
Leonardu menambahkan, Pemprov telah beberapa kali mengusulkan Roehana Koeddoes sebagai pahlawan nasional. Sebagai persyaratan, sudah dipenuhi semua yang diminta Kemensos. Namun, Keppres belum berpihak pada Roehana Koeddoes sehingga belum juga diakui sebagai pahlawan nasional. Tahun ini, pemerintah menetapkan enam pahlawan nasional dan Roehana Koeddoes tidak termasuk salah satunya.
“Tahun depan, akan diusahakan lagi agar Roehana Koeddoes menjadi pahlawan nasional. Kita akan terus berusaha sampai Roehana Koeddoes diakui sebagai pahlawan nasional,” ujarnya pada kegiatan yang diadakan di aula kantor Gubernur Sumbar tersebut.
Ketua PWI Sumbar, Heranof Firdaus menambahkan, persyaratan menjadikan Roehana Koeddoes, seperti rekomendasi dan catatan hidup semua sudah lengkap. Dokumen-dokumen asli, semua sudah ada di Perpustakaan Nasional.
“Ibarat buah, usaha menuju itu sudah matang, hanya tinggal menunggu jatuh. PWI tahun 2019 pastinya akan tetap bersama Pemprov untuk kembali mengusulkan Roehana Koeddoes menjadi pahlawan nasional,” ujarnya.
Sementara, Uni Z Lubis, Pimred idntimes.com yang menjadi pembicara sekaligus salah satu juri dalam ‘Roehana Koeddoes Award 2018’ mengatakan, sejak pelaksanaan HPN (Hari Pers Nasional) tahun 2018 di Padang, jurnalis di seluruh Indonesia terbuka matanya untuk melihat perjuangan Roehana Koeddoes. Memanfaatkan momen HPN 2018 di Padang, ada lebih dari seribu tulisan yang ditulis para jurnalis di seluruh Indonesia tentang Roehana Koeddoes.
“Roehana adalah sosok yang unik dan istimewa. Karena, ia memberdayakan perempuan dalam arti sesungguhnya. Selain berjuang dalam hal kesetaraan pendidikan bagi perempuan, Roehana juga berusaha meningkatkan ekonomi perempuan.” Ujar wanita yang biasa di panggil Uni Lubis ini.
Sebagai juara dari Roehana Koedoes ini, juara pertama diraih oleh Sri Dani dari RRI Padang, juara kedua dan ketiga masing-masing oleh Melda Riani dari padangmedia.com dan Ikhwan Wahyudi dari antarasumbar.com. Tiga pemenang harapan diraih oleh Alif Ahmad dari Covesia.com, Lia dari Radio Classy FM dan Hendri Nova dari Harian Singgalang.
Adapun juri berasal dari PWI Sumbar Eko Yanche Edri, akademisi dan tokoh perempuan Sumbar, Prof Puti Reno Raudha Thaib dan Ketua FJPI Pusat Uni Z Lubis. Pada kegiatan ini juga ada pelatihan jurnalistik yang diadakan Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sumbar bekerja sama dengan PWI Sumbar serta didukung oleh Bank Nagari, Semen Padang, Kapolda Sumbar, dan Padang FM, Sabtu (22/12). (r)
Komentar