Warga Gunung Sangku Segel MAK Genia Muslim Internasional, Pemilik Yayasan dan Perizinan tak Jelas

PENYEGELAN SEKOLAH— Warga di di RT V RW VII, Desa Gunung Sangku, Kelurahan Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo menyegel bangunan sekolah Yayasan Insan Genia Indonesia Boarding School, Minggu (24/7).

GUNUNG SANGKU, METRO–Masyarakat di RT V RW VII, Desa Gunung Sangku, Kelurahan Kurao Pagang, Kecamatan Nanggalo menyegel bangunan sekolah Yayasan Insan Genia Indonesia Boarding School. Ge­dung sekolah yang tidak jelas perizinannya tersebut sudah lama kosang dan tak jelas siapa penge­lolanya.

“Penyegelan sekolah telah berlangsung sejak dua hari lalu, karena izinnya tidak jelas,” ujar Yulisman, warga RT V RW VII, Gunung Sangku, Minggu (24/7).

Ia mengatakan, dulunya bangunan tersebut diperuntukkan untuk MTs atau setingkat SMP. Namun, pada tahun ajaran baru saat ini, sekolah berubah nama menjadi Madrasah Tsanawiyah Kejuaran (MAK) ­Genia Muslim Internasional.

“Yang warga ketahui, bangunan sekolah sudah dibangun sejak 2017 lalu. Bangunannya bagus, tapi siapa pengelolanya tidak jelas. Sayang sekali kan, gedung sekolah bagus tapi tidak dipakai,” tukas Yulisman, didampingi warga lain, Jon, saat penyegelan.

Yulisman dan warga setempat meminta Pemko Padang turun tangan. Se­kolah dengan nama Yayasan Insan Genia Indonesia Boarding School tersebut harus segera dimanfaatkan. Pasalnya, banyak anak-anak di desa Gunung Sangku yang ingin sekolah agama tersebut.

Ia berharap, siapa pun pengelola yang ditunjuk nanti oleh Pemko diharapkan pengelolaannya trans­paran, akuntabel dan jelas dari semua unsur. Termasuk keuangan. “Kita ingin pemko menunjuk pengelola yang terbuka dalam segalanya. Jangan ada yang disembunyikan. Hal ini agar warga tidak kecewa dan yayasan dapat ber­kembang dengan baik,” paparnya.

Sementara, Kadarudin selaku mamak di desa Gunung Sangku, membenarkan persoalan Yayasan Insan Genia Indonesia Boar­ding School dengan nama sekolah Madrasah Tsanawiyah Kejuaran (MAK) Genia Muslim Internasional.

“Kasihan kita yayasan Insan Genia Indonesia Boor­ding School rancak atau tacelak tapi penghuninya tidak ada,”  ucapnya.

Ia menyerahkan sepe­nuhnya kepada pemko Pa­dang masalah ini dan jika telah jelas pengelolanya tentu anak kemenakan yang berdomisili disini dapat sekolah di yayasan tersebut. “Kita beri pemko ke­bebasan siapa yang akan mengelola yayasan. Yang jelas sekolah ini ber­operasi,” kata Kadarudin.

Menurutnya, fasilitas di yayasan telah lengkap. Baik itu meja, kursi. Jumlah ruangan 10 diantaranya kantor, asrama pria dan wanita. Selebihnya ruang kelas. (ade)

Exit mobile version