Alat Bongkar Muat Kapal di Teluk Bayur Rusak, Protes PT Pelindo, ALFI Sumbar Ancam Mogok

ALAT RUSAK— IInilah satu-satunya peralatan RTG crane milik PT Pelindo Group Teluk Bayur yang masih beroperasional, dua unit diantaranya rusak.

TELUK BAYUR, METRO–Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI)/ILFA Sumatera Barat (Sumbar) melayangkan protes kepada PT Pelindo Group Teluk Bayur atas lambannya BUMN tersebut memperbaiki peralatan Rubber Tyred Gantry (RTG) crane dan Reach Stacker (RS)  yang rusak.

RTG dan RS merupakan alat yang digunakan untuk kegiatan container, delivery dan bongkar muat kapal.

Sekretaris ALFI/ILFA Sumbar Afrizal Anton mengatakan, asosiasi yang anggotanya terdiri dari perusahaan ekspedisi di Sumbar ini melayangkan protes secara tertulis kepada Pelindo Gorup Teluk Bayur, Selasa (12/7).

Anton  mengungkapkan, dampak dari kerusakan barang milik Pelindo Group Teluk Bayur yang sudah terjadi sejak enam bulan lalu tersebut, membuat operasional bongkar muat kapal di Pelabuhan Teluk Bayur terganggu.

Masalah yang timbul di Teluk Bayur saat ini terjadi antrian panjang truk pengangkut barang dan antrian kapal. Masalah lainnya, menimbulkan biaya cukup besar yang harus dikeluarkan Anggota ALFI Sumbar, akibat penumpukan barang dan kontainer di pelabuhan.

“Akibatnya biaya untuk sopir menjadi besar, karena harus menunggu lima sampai enam jam. Bahkan sampai 12 jam. Berdasarkan rapat kita hari ini, meminta Pelindo memberikan solusi atas kerusakan alat RTG,” tegas Anton, saat jumpa pers dengan awak media di Kantor Sekretariat ALFI Sumbar, Selasa (12/7).

Anton mengungkapkan, dari jumlah tiga unit alat RTG tersebut, dua di antaranya rusak. Sementara yang satu lagi masih jalan, juga mulai sering rusak saat ini.  Hari ini bahkan tidak ada kegiatan sama sekali karena alat rusak,” tegas Anton, saat jumpa pers dengan awak media di Kantor Sekretariat ALFI Sumbar.

Dalam protesnya, ALFI Sumbar memberikan tenggat waktu seminggu kepada Pelindo Group Teluk Bayur untuk mennemukan solusi terhadap alatnya yang rusak tersebut.

“Kita minta waktu penyelesaian satu minggu setelah surat ini disampaikan. Jika tidak ada perbaikan dari Pelindo kita akan gelar aksi mogok sampai ada penyelesaian. Dampaknya sangat besar bagi kami. Ini sudah terjadi sejak enam bulan terakhir. Pengangkutan barang terganggu. Terlambat, kita kena denda dari free time yang ditetapkan,” kata Anton.

“Pada masa free time yang selama ini lima hari, tidak efektif dengan kondisi alat yang rusak saat ini.  Free time menghitungnya dari kapal sandar. Sedangkan container baru turun tiga hari setelah kapal sandar. Kita minta Pelindo beri tambahan free time tiga hari, atau meminta kepada Pelindo menghitung masa free time pada saat container turun dari atas kapal,” tegasnya.

Sementara seorang sopir truk, Rio (30) saat ditemui di Teluk bayur mengaku sangat terganggu dengan kondisi tersebut, sebab harus menunggu lama. “Ini saja sudah 10 jam menunggu. Belum juga berangkat,” kata Rio.

Rio mengakui kejadian tersebut sudah lama terjadi. “Sudah lama beberapa bulan lalu. RTG dan RS hanya satu beroperasi. Lama antreannya,” kata Rio.

Menanggapi protes dari ALFI Sumbar tersebut, Asisten Manager Pendukung Operasi Pelindo Group Teluk Bayur, Yudha Sutanto mengakui alat pengangkut barang milik perusahaannya sedang rusak. “Betul. RTG kita ada tiga. Hanya satu yang beroperasi. Sementara untuk RS yang ada dua, tetapi hanya satu yang baik. Satu lagi dalam perbaikan minor,” kata Yudha.

Yudha mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan pengadaan barang tersebut. “Sedang proses pengadaan. Mudah-Mudahan bisa terealisasi dan Desember sudah datang,” kata Yudha.

Asisten Manager Operasional, M Hanif mengatakan untuk solusi terkait kerusakan alat itu, pihaknya meminta agar penyebaran truk bisa diatur sehingga tidak terjadi penumpukan. “Kemudian untuk denda, itu bisa dikomunikasikan. Intinya kita tidak ingin merugikan mitra dan masyarakat,” kata Hanif. (fan)

Exit mobile version