10 Penyandang Disabilitas Cat Gedung Balaikota Padang , Dulu Putih sekarang Krem

MENGECAT GEDUNG BALAIKOTA— Pemko Padang memberikan kesempatan dan perhatian kepada penyandang disabilitas. Pemko menggandeng 10 penyandang disabilitas untuk melakukan pengecetan seluruh gedung Balaikota di Aiepacah sejak akhir Mei lalu.

AIEPACAH, METRO–Gedung Balaikota Padang di Aie Pacah berganti warna. Sebe­lumnya berwarna putih, kini berwarna krem. Pengecatan seluruh gedung kini tengah dila­kukan.

Menariknya, pergantian kelir gedung tempat wali kota berkantor itu dikerjakan para penyandang disa­bilitas. Sepuluh pekerja tuna rungu kini tengah “basitungkin” (kerja keras) mengecat. Sudah sebulan lebih mereka bekerja.

“Kami berterimakasih kepada para penyandang disabilitas yang bekerja mengecat gedung Balaikota, artinya, kami Pemerintah Kota Padang memberikan kesempatan dan perhatian kepada penyandang disabilitas selama ini,” ungkap Wali Kota Padang Hendri Septa, Selasa (28/6).

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Pa­dang Tri Hadiyanto, mengatakan bahwa sepuluh penyandang disabilitas bekerja sejak akhir bulan Mei kemarin. Diakuinya, teknis dan hasil kerja penyandang tuna rungu cukup memuaskan. Bahkan ketelatenan dan keuletannya dalam bekerja terbilang baik.

“Jika kita lihat, selama ini mereka bekerja cukup memuaskan,” kata Tri Ha­diyanto didampingi Kabag Umum Bobi Firman.

Saat ini, sepuluh pekerja tuna rungu itu bekerja hanya mengecat gedung tiga lantai secara keseluruhan. Sisi bagian kanan belakang gedung sudah selesai diwarnai. Pekerja kini tengah menyelesaikan sisi bagian depan dan dalam gedung.

Sementara itu, Mahfud yang merupakan mandor dalam pengerjaan pengecatan gedung Balaikota mengatakan, pengecatan ditargetkan selesai dalam dua bulan. Seluruh pekerja memulai pekerjaan sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

“Seluruh pekerja kita bekali dengan standar keselamatan kerja yang baik, seperti helm dan lainnya,” sebut Mahfud.

Meski membawahi se­puluh pekerja tuna rungu, Mahfud mengakui tidak mengalami kendala berarti dalam berkoordinasi dan berkomunikasi. Bahkan Mahfud telah menunjuk seorang yang dituakan dalam tim kerja tersebut.

“Kiat tunjuk Ari sebagai yang dituakan, ketika ada yang harus disampaikan kepada seluruh pekerja, kita langsung sampaikan kepada Ari,” ungkap Mahfud.

Mahfud menyebut, mes­ki seluruh pekerja me­rupakan penyandang disabilitas, akan tetapi semuanya mampu membaca dengan baik. Ketika ada yang harus disampaikan ke seluruh pekerja, Mahfud juga menyampaikannya melalui aplikasi penyampai pesan  whatsapp. Semua kendala pun selesai. (rel)

Exit mobile version