PURUS, METRO – Keberadaan rumah susun sederhana sewa (Rusunwa) Purus Padang Barat diharapkan dapat menampung masyarakat berpenghasilan rendah. Namun saat ini banyak tudingan Rusunawa yang berhadapan langsung dengan Pantai Padang tersebut dihuni oleh pemilik mobil-mobil mewah alias orang mampu.
Pantauan koran ini siang kemarin, bangunan terlihat sepi dari penghuni. Di halaman rusunawa terparkir beberapa kendaraan roda dua dan satu unit kendaraan roda empat. Dari kejahuan terlihat jejeran jemuran kain milik para penghuni di beranda masing-masing kamar. Hanya satu dua orang penghuni yang terlihat berdiri dan berjalan di antara lorong-lorong rusunawa tersebut.
Salah seorang warga Marwan Purus (40) menyebutkan, Rusunawa Purus kerap dijejali mobil-mobil mewah. Mobil tersebut ditengarai adalah milik para penghuni Rusunawa yang sebagian besar adalah berasal dari kalangan orang berada. ”Ini kebetulan sepi. Biasanya banyak mobil yang terlihat parkir di depan,” sebut Marwan.
Warga lainnya Anto (45) menyebutkan, Rusunawa terlihat ramai pada malam hari. Sementara pada siang hari, penghuninya tidur. Para penghuni rusunawa dikatakan banyak berasal dari pekerja-pekerja malam. Mereka tidur di siang hari dan keluar di malam hari. ”Kalau malam cukup ramai. Siang mungkin mereka pada tidur,”sebut Anto.
Kepala UPT Rusunawa Purus, Sahurman membantah hal itu. Menurutnya, penghuni Rusunawa adalah berasal dari warga berpenghasilan rendah (MBR). Dan dari 198 penyewa yang ada saat ini, sebagian besar adalah warga Purus sendiri. ”Tak ada yang kaya tinggal disini. Menurut data kita, mereka rata-rata keluarga berpenghasilan rendah. Mereka adalah warga Purus dan sekitarnya,” ujar Sahurman.
Namun ia tak menapik jika ada warga luar Purus yang menyewa di sana. Mereka adalah pekerja-pekerja dari sejumlah tempat usaha di kawasan sekitar Purus. Terkait tudingan banyaknya mobil-mobil mewah yang parkir di Rusunawa, menurut Sahurman, tidak bisa dijadikan indikator bahwa Rusunawa Purus dihuni oleh karangan orang yang mampu.
”Tidak bisa juga penghuni Rusunawa yang memakai mobil dikatakan sebagai orang mampu tanpa dibuktikan dulu kebenarannya. Siapa tau mereka memang bekerja sebagai sopir. Atau mobil tersebut milik saudaranya. Tentu harus ada buktinya dulu sebelum kita mengambil kesimpulan. Harus ditanyakan dulu surat-surat kepemilikan mobil mereka,” tukas Sahurman. Di sisi lain, tandas Sahurman, saat ini mobil bukan lagi barang mewah. Tapi lebih pada kebutuhan.
Terkait banyaknya penghuni Rusunawa dari kalangan pekerja malam, ia juga tak membantahnya. Menurut Sahurman, memang ada beberapa penyewa Rusunawa yang bekerja pada malam hari. Keberadaan mereka berbeda dengan makna sebagai ‘pekerja malam’ yang lebih mengarah pada aura negatif.
”Mereka itu bukan pekerja malam atau sekelas perempuan penghibur. Tapi mereka memang bekerja pada malam hari. Seperti karyawan hotel, karyawan café atau restoran,” tuturnya.
Pihaknya, sebut Sahurman juga tak dapat mencikaraui pekerjaan seseorang. Sepanjang yang bersangkutan tidak melanggar aturan-aturan yang berlaku.
Pihaknya bersama tim pengawasan dan penertiban Rusunawa yang terdiri dari berbagai unsur Muspika selalu melakukan pengawasan terhadap aktivitas penghuni rusun. ”Kita selalu pantau aktivitas mereka. Kita punya tim pengawas,” tandasnya. (tin)
Komentar