ADINEGORO, METRO – Bakal calon wali Kota Padang, Andre Rosiade akan terus menunjukkan keseriusannya untuk membangun Kota Padang menjadi lebih baik. Kota yang tak lagi “tertinggal” dari ibu kota provinsi di Sumatera, seperti Pekanbaru, Medan, Palembang, bahkan Lampung.
Banyak hal yang telah disiapkan Andre untuk mengabdi di kampung halamannya. Salah satunya dengan menggandeng tokoh muda Kota Padang yang juga ketua DPC PPP Padang Maidestal Hari Mahesa. Andre Rosiade-Maidestal (Andre-Esa/ASA), adalah pasangan yang tidak main-main dalam menghadapi pertarungan dengan duo incumbent Mahyeldi-Emzalmi yang telah berpisah jalan.
Setelah selesai menunaikan ibadah haji, Andre Rosiade mengaku cukup banyak mendapatkan info masih jauhnya ketertinggalan Kota Padang. Kota yang saat ini hanya terlihat “rancak di labuah” dengan solekan di Pantai Padang dan separoh di Pasar Raya Padang. Dia ingin, Padang yang betul-betul metropolitan dan sejajar dengan ibu kota lainnya.
”Penanganan banjir adalah langkah yang urgen yang harus dilakukan untuk membenahi kota ini. Percuma bangun sana bangun sini, kalau tiap hujan turun, warga cemas. Banjir tiba-tiba saja datang melanda masyarakat. Kami akan menawarkan konsep Padang bebas banjir untuk warga padang,” sebut Andre yang juga Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Gerindra ini.
Meski Pemko Padang selalu berkilah dengan mahalnya biaya untuk mengatasi banjir, Andre Rosiade tetap optimis. Menurutnya, dengan jaringan yang luas di pusat, dia optimis mampu membuat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) V turun ke Padang. Bersama-sama mengatasi banjir.
”Saya selalu menyebut, Padang tak memiliki APBD yang cukup. Harus manjuluak ke atas. Kalau tidak, maka kita akan terus tertinggal seperti ini. Tak sulit membuat pusat melirik Padang, karena sejatinya punya potensi yang luar biasa di mata dunia. Asal wali kotanya punya jaringan kuta ke pusat,” sebut alumni SMAN 2 Padang ini.
Selain itu, sebutnya, persoalan transportasi dan kemacetan masih menjadi momok bagi warga kota. Kehadiran terminal angkutan kota dan bus sangat diperlukan. Apalagi hampir dipastikan, pasangan Mahyeldi-Emzalmi gagal menghadirkan terminal bus. Dan hanya mampu membuat pangkalan angkot di Jalan M Yamin, bukan terminal angkot representatif.
”Kami telah merancang program-program unggulan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Tentunya program ini boleh diuji oleh berbagai pihak. Semua akan digeber saat penetapan pasangan calon nantinya,” sebut Andre yang tingkat elektabilitasnya di survei terakhir, berada di uturutan tiga, di bawah Mahyeldi dan Emzalmi.
Soal hasil survei, Andre mengaku tak terlalu ambil pusing. Dia hanya meyakini, warga Padang masih ingin perubahan. “Saya belum pasang baliho dan alat peraga kampanye lain, tapi sudah masuk dalam daftar survei. Artinya, warga Padang ingin orang baru memimpin Padang. Orang yang mampu membuat program pembangunan Padang lebih cepat, dan tidak stagnan,” katanya. (d)
Komentar