ADINEGORO, METRO – Bakal calon wali Kota Padang Andre Rosiade berterima kasih kepada Pemko Padang – terutama Dinas Perhubungan yang segera memak”simalkan fungsi terminal angkutan kota (angkot) di Jalan M Yamin, eks Balai Kota Padang. Karena, terminal angkot, merupakan langkah utama dalam mengurai kemacetan di pusat kota.
”Alhamdulillah, kemarin saya dengar terminal angkot di M Yamin akan dimaksimalkan lagi. Sudah diperlebar dengan memindahkan sebagian pedagang di kawasan itu ke Blok III Pasar Raya Padang. Itu langkah yang cukup baik,” sebut Andre Rosiade yang telah mendeklarasikan diri bersama Maidestal Hari Mahesa (Andre-Esa/ASA) pekan lalu.
Menurut Andre, keberadaan terminal angkot di Pasar Raya sangat penting, apalagi kalau dibuat di beberapa titik. Pasalnya, dipastikan tidak ada lahan yang sangat besar untuk menampung semua jurusan angkot yang cukup banyak itu. Salah satu titik yang sebelumnya mengemuka, di Jalan Diponegoro – eks Kantor Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang juga dibidik.
”Saran saya, kalau yang di M Yamin sudah oke dan bagus, dicari juga lokasi lain untuk memperbaiki alur transportasi. Mungkin susah menagih terminal angkot di sekitar Sentral Pasar Raya (SPR) atau Kompleks IWAPI. Sementara, di Jalan Diponegoro pun boleh lah,” sebut Andre Rosiade.
Andre Rosiade menyebutkan, persoalan lalu lintas di Kota Padang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) semua pihak. Pokok persoalan utamanya, menurut Andre adalah, tidak adanya terminal, baik untuk angkutan kota (angkot) apalagi untuk angkutan kota dalam dan luar provinsi AKDP/AKAP di ibu kota provinsi ini.
Sebagai orang muda yang ingin membangun Kota Padang, setidaknya Andre Rosiade yang saat ini Wakil Sekjen DPP Partai Gerindra ini memiliki tiga tawaran untuk mengurai kesemrawutan lalu lintas kota. Pertama, membangun terminal, baik angkot dan terminal AKDP/AKAP di dalam kota. Karena, ketiadaan terminal saat inilah yang menjadi sebab utama kemacetan.
“Membangun terminal harus disegerakan. Caranya, wali kota harus mencari lokasi yang tepat, dan membebaskan lahan dengan segera. Bangun beberapa terminal angkot di pusat kota, dan bangun sebuah terminal Type A atau untuk AKDP/AKAP yang besar. Lokasinya, pilih yang mudah diakses dari semua arah,” kata Andre Rosiade.
Kedua, katanya, memaksimalkan angkutan massal yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Ada dua langkah yang diambil untuk angkutan massal ini. Pertama, dengan membangun dan mengaktifkan kembali jalur kereta api (KA) di dalam kota. Lalu menghadirkan Padang Commuter Line (PCL) seperti di Jabodetabek.
Langkah ketiga untuk mengurai macet dan kesemrawutan, kata Andre Rosiade, dengan memperlebar jalan-jalan di Kota Padang. Terutama jalan yang padat lalu lintasnya. Karena, sudah sangat lama jalan-jalan utama di Kota Padang tidak diperlebar. Seperti Jalan Khatib Sulaiman, S Parman, Jalan Hamka, Sudirman, Gajah Mada, Veteran dan lainnya.
“Memperlebar jalan adalah langkah yang urgen untuk Kota Padang kalau ingin terus berkembang. Selain itu juga membangun sejumlah fly over(jembatan layang) di beberapa titik kemacetan Kota Padang. Jika ingin menjadi kota yang teratur, memang harus menghadirkan fly over di titik-titik kemacetan—termasuk di Bypass,” sebut mantan Presiden BEM Universitas Trisakti Jakarta ini.
Sebelumnya diberitakan, Pemko Padang mulai merealisasikan terminal angkutan kota. Terminal angkot tersebut berada di sebelah Balai Kota Padang lama. Sebelumnya terminal ini memang tidak berfungsi dengan baik. Sempit dan hanya jadi persinggahan sementara bagi angkot.
Namun mulai September ini terminal tersebut difungsikan lagi secara optimal. Terminal angkot itu diperlapang (diperluas). Para pedagang yang berjualan di dekat terminal itu dipindahkan. “Pedagang di kawasan itu secara berangsur pindah ke Inpres III,” ujar Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah. (d)
Komentar