Waktunya Tokoh Muda Pimpin Padang. Deklarasi, Andre-Esa Tawarkan Perubahan

KURANJI, METRO – Pilkada Padang kian hari kian memanas. Dua tokoh muda Kota Padang, Andre Rosiade dan Maidestal Hari Mahesa mendeklarasikan diri berpasangan, Senin (21/8) di salah satu rumah makan di kawasan Kuranji. Sejumlah tokoh muda dan senior beragam partai politik (parpol), juga terlihat hadir dalam deklarasi sederhana itu.
Turut hadir dalam deklarasi itu, Ketua DPC Partai Demokrat Padang, Januardi Sumka, Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumbar Febby Dt Bangso, Wakil Ketua DPC Partai Gerindra Muzni Zein, perwakilan Partai Hanura, mantan calon wakil wali kota Padang Yul Akhiari Sastra dan sejumlah tokoh pemuda dan politik lainnya.
Pasangan yang disebut “Andre-Esa” ini, berpotensi akan “meraup” lebih dari separo dukungan dari partai politik yang memiliki kursi di DPRD Padang. Sebut saja Andre yang kini menjadi Wakil Sekjen DPP Partai Gerindra, Esa yang menjabat ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Padang. Setidaknya, mereka telah memiliki batas minimal 10 dari 9 syarat. Belum lagi Partai Demokrat (5 kursi), PKB (1 kursi), Hanura (4 kursi).
Andre Rosiade menyebutkan, bergabungnya di bersama Esa adalah dorongan dari sejumlah tokoh yang ingin kaum muda memimpin Kota Padang. Menggerakkan perubahan, agar Padang lebih cepat berkembang. Dia juga menjanjikan, jika nantinya menjabat wali kota dan wakil wali kota, tidak akan “rebutan” kue atau kepentingan seperti yang terlihat saat ini.
”Insya Allah, Andre-Esa akan konsisten bekerja bersama-sama. Bukan seperti pasangan yang sekarang, yang awalnya mesra, kini malah bersaing terang-terangan. Sibuk mendapatkan keuntungan masing-masing, dan pecah kongsi. Kami akan fokus membangun kota yang saya lihat jauh tertinggal dari ibu kota provinsi yang ada di Sumatera ini,” sebut Andre Rosiade.
Andre menyebutkan, bersama Esa, dia telah merancang empat program unggulan, yang bisa mempercepat pembangunan dan kesejahteraan warga kota. Pertama adalah memberantas maksiat. Dia melihat, akhir-akhir ini jumlah kasus maksiat di Kota Padang kian membengkak, dan sudah seperti di kota metropolitan. Setiap razia, puluhan perempuan terjaring, yang menandakan masih tingginya jumlah lokasi hiburan malam yang berpotensi menjadi tempat maksiat.
”Selanjutnya, memperbaharui drainase kota, menormalisasi sungai, dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Karena, banjir dan bencana alam masih mengancam kota ini. Kalau hujan sedikit saja, banjir sudah datang, aliran sungai meluap yang membahayakan warga,” sebut Andre Rosiade yang akan fokus dalam mengalokasikan dana untuk memperkuat mitigasi bencana berkoordinasi dengan pusat (BNPB).
Andre-Esa juga akan fokus dalam mengurai kesemrawutan lalu lintas kota dengan tiga langkah tutas. Pertama, membangun terminal, baik angkot dan terminal AKDP/AKAP di dalam kota. Karena, ketiadaan terminal saat inilah yang menjadi sebab utama kemacetan.
Kedua, memaksimalkan angkutan massal yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Ada dua langkah yang diambil untuk angkutan massal ini. Pertama, dengan membangun dan mengaktifkan kembali jalur kereta api (KA) di dalam kota.
Lalu menghadirkan Padang Commuter Line (PCL) seperti di Jabodetabek. Lebih memaksimalkan bus massal, atau yang sekarang disebut Trans Padang.
Langkah ketiga untuk mengurai macet dan kesemrawutan, kata Andre Rosiade, dengan memperlebar jalan-jalan di Kota Padang. Terutama jalan yang padat lalu lintasnya. Karena, sudah sangat lama jalan-jalan utama di Kota Padang tidak diperlebar. Seperti Jalan Khatib Sulaiman, S Parman, Jalan Hamka, Sudirman, Gajah Mada, Veteran dan lainnya.
”Memperlebar jalan adalah langkah yang urgen untuk Kota Padang kalau ingin terus berkembang. Selain itu juga membangun sejumlah fly over (jembatan layang) di beberapa titik kemacetan Kota Padang. Jika ingin menjadi kota yang teratur, memang harus menghadirkan fly over di titik-titik kemacetan—termasuk di Bypass,” sebutnya.
Andre menyebutkan, tentunya langkah-langkah yang ditawarkannya itu memerlukan dana yang amat besar. Pembangunan terminal, stasiun, rel KA, pelebaran jalan tidak akan mungkin diakomodir oleh APBD Kota Padang, bahkan APBD Sumbar. Namun, semua bisa dituntaskan dengan menggunakan ABPN yang sangat besar.
”Itulah gunanya seorang pemimpin yang memiliki jaringan yang kuat di pusat. Ada dua Kementerian yang akan ‘dikejar’ untuk mendanai program-program ini. Yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU PR). Insya Allah, kalau saya jadi wali kota, akan membangun relasi yang baik dengan kementerian ini. Begitu juga dengan kementerian lain,” sebut Andre Rosiade.
Andre Rosiade juga mengaku dari pembicaraannya dengan Penanggungjawab Pilkada di Sumbar Fadli Zon dan Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani, dirinya akan didukung penuh partainya itu jika maju di Pilkada Padang. “Saya sudah mendapat ‘lampu hijau’ dari petinggi partai akan mendapat dukungan penuh jika maju di Padang,” katanya.
Sementara Maidestal Hari Mahesa mengaku dirinya sepakat untuk maju bersama Andre setelah melihat sosok Andre yang dinilainya cukup mumpuni dalam kancah perpolitikan. ”Nama Andre sudah cukup populer dan diterima masyarakat bahkan sejak Pilkada lalu. Sayangnya saat itu dia “dizalimi” sehingga tak jadi maju. Kini saatnya kami yang muda untuk berkarya membangun Padang,” ujarnya. (d)

Exit mobile version