Kabut Asap Kembali Selimuti Padang

PADANG, METRO–Kabut asap kembali menjamah langit Kota Padang, kabut asap yang berasal dari beberapa titik api yang berada di hutan Riau dan Jambi kembali mengusik kenyamanan warga Kota. Dari Pantauan POSMETRO di waktu pagi hari terlihat bahwa kabut tipis menghalangi jarak pandang.
Lokasi yang paling kentara adalah daerah yang berada di dekat bukit di pinggiran Kota Padang, rentetan bukit itu secara normal bisa terlihat oleh tatapan mata biasa. Namun, pada pagi hari ini ada semacam kabut yang menutupi pandangan ke arah bukit tersebut.
Seperti yang dituturkan Pertiwi (21) wanita yang berdomisili di Kuranji ini mengaku juga merasakan hal yang sama. Jarak pandang uuntuk saat ini agak berkurang meskipun belum parah. ”Mungkin iko asok kiriman dari provinsi tetangga mah, biasonyo kan tiok taun ado kiriman asok mode iko,” ujar Pertiwi kepada koran ini, Jumat (21/8).
Dirinya juga merasa terganggu dengan kabut asap tersebut, apalagi kondisi jalanan Bypass saat ini sedang dalam pengerjaan. Tentu hal kabut asap ini akan semakin memperpendek jarak pandang. Selain itu debu dari asap dan material tentu akan membahayakan bagi pernafasan pengendara. ”Mau bagaimana lagi, jika tidak beraktivitas tentu tidak akan mendapatkan uang untuk hidup,” ujarnya dari atas sepeda motor kesayangannya.
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Padang Edi Hasymi mengatakan, memang saat ini ada kiriman asap dari beberapa provinsi tetangga. Namun kondisi saat ini belum membahayakan pernapasan warga kopta dan jarak pandang pun masih bagus, kira-kira masih mencapai 20 kilometer ke depan masih jelas.
”Namun dalam beberapa hari ke depan kita akan memantau kondisi kekinian dari kabut tersebut. Jika masih tetap seperti ini akan kita lakukan pengujian terhadap kabut tersebut dengan alat yag kita miliki,” ujarnya.
Dikatakan Edi, akan diadakan pengujian terhadap udara di beberapa titik untuk mendapatkan hasil. Biasanya ketika pengujian di pagi hari lalu sorenya sudah bisa dilihat hasilnya.
”Alat yang kita miliki kan cuma satu, tapi itu tidaklah menjadi kendala karena yang terpenting parahnya kabut sebenarnya bia dilihat secara kasat mata. Seperti di pagi hari ketika matahari terbit, matahari berwarna orange. Atau ketika perbukitan di pinggiran kota tidak lagi terlihat oleh mata warga ketika pagi hari itu menandakan kabut asap sudah parah,” ujar Edi.
Langkah yang akan dilakukan jika memang kondisi sudah begitu parah adalah meliburkan siswa sekolah, untuk mengurangi kegiatan di luar ruangan dan selalu menggunakan masker. ”Namun sebenarnya ada yang lebih parah yang kita hirup setiap harinya melebihi kabu asap. Yaitu asap kendaraan bermotor itu sangat berbahaya. Sangat disarankan bagi warga kota agar selalu menggunakan masker ketika berkendaraan roda dua dan berjalan kaki,” tutupnya. (cr8)

Exit mobile version