JAKARTA, METRO–Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengaku bakal mengevaluasi penanganan keamanan di Papua menyusul penyerangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sepekan terakhir. Hal itu ditegaskan Jenderal Andika lantaran tidak ada korban yang jatuh akibat tindakan TNI belakangan ini di Bumi Cenderawasih. Menurut mantan Pangkostrad tu, TNI tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan pidana atau melanggar hukum nasional.
Di sisi lain, serangan KKB di Maybrat, Papua Barat, pada Kamis (20/1) mengakibatkan gugurnya Sersan Dua Miskel Rumbiak. Selain itu, kebrutalan KKB di Gome, Kabupaten Puncak, Kamis (27/1) juga menewaskan Serda Rizal, Pratu Baraza, dan Pratu Rahman.
“Itu tindakan-tindakan melawan hukum, tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh beberapa oknum masyarakat. Inilah yang kami evaluasi juga,” ucap Jenderal Andika melalui keterangan persnya, Jumat (28/1).
Namun, eks Danpaspampres itu tidak memerinci evaluasi yang bakal dia lakukan. Panglima TNI itu hanya menyebut evaluasi yang bakal dilakukan berkaca dari dua serangan KKB terbaru.
“Untuk penambahan pasukan tidak ada, tetap menggunakan mereka yang bertugas di sana untuk melakukan tugas-tugas Kodim dan Koramil,” tutur Andika.
Mantan KSAD menyebut prajurit TNI di lapangan pada dasarnya selalu mengedepankan komunikasi selama bertugas. Termasuk, saat mereka berkegiatan di Papua. “Jadi, sama halnya seperti yang kami lakukan di provinsi-provinsi lain, begitu juga bagaimana kami dari TNI membantu masyarakat untuk hidup lebih baik lagi,” ujar Panglima TNI.
Singgung Ketegasan Pemerintah
Memet Selamet, perwakilan keluarga Sertu Anumerta Mochamad Rizal Maulana Arifin berharap pemerintah bisa mengambil langkah tegas menyusul kebrutalan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Pos Koramil Gome, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (27/1). Diketahui, Sertu Anumerta Rizal bersama dua prajurit TNI lain menjadi korban kebrutalan KKB di Pos Koramil Gome.
“Memohon kepada pemerintah beserta seluruh jajaran untuk mengambil langkah tegas agar tidak terjadi lagi korban-korban yang berjatuhan. Cukup putra kami yang terakhir,” ucap Memet dalam keterangan pers yang disampaikan Dispenad, Sabtu (29/1).
Memet dalam keterangan pers Dispenad memohon semua pihak bisa memaafkan dosa Sertu Anumerta Rizal semasa hidup. Di sisi lain, Memet turut mengucapkan terima kasih kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Dudung Abdurachman yang telah mengurusi jenazah almarhum Sertu Rizal.
Jenderal Dudung bahkan memimpin langsung upacara pemakaman Sertu Anumerta Rizal di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Cibeunying Kidul, Bandung, Sabtu (29/1). Memet mengaku kehilangan sosok Sertu Anumerta Rizal, tetapi bangga pria 24 tahun itu meninggal saat mengabdi bagi negara.
“Kami bangga karena pemerintah memberikan perhatian penuh dengan menempatkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra ini, tentunya karena almarhum gugur sebagai Kusuma Bangsa,” katan dia.
Sertu Anumerta Rizal diketahui berasal dari Kampung Bojong Suren, Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung Jawa Barat.
Pria 24 tahun itu adalah putra dari pasangan Aca Suhendar dan Shinta Wulan Ningsih. Almarhum menjadi salah satu dari tiga orang prajurit terbaik dari Satgas Mobile Yonif Raider 408/SBH yang gugur akibat kebrutalan KKB di Pos Koramil Gome.
Selain Sertu Anumerta Mochamad Rizal Maulana Arifin, dua prajurit TNI AD lainnya juga dimakamkan dengan upacara militer. Praka Anumerta Tumpal Halomoan Baraza dimakamkan di TMP Satria Bhakti Jambi, yang upacara pemakamannya dipimpin Pangdam II/ Sriwijaya Mayjen Agus Suhardi.
Sementara itu, Praka Anumerta Rahman Tomilawa dimakamkan di TPU Dusun Pahlawan Desa Tulehu Kabupaten Maluku Tengah dan upacara pemakamannya dipimpin Pangdam XVI/Pattimura Mayjen Richard Tampubolon. (ast/fat/jpnn)




















