Sepekan, 1 Nyawa Melayang

BUKITTINGGI, METRO–Tingkat kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres Bukittinggi perlu mendapat perhatian khusus. Pasalnya, dalam dua bulan terakhir, kecelakaan lalu lintas telah memakan delapan korban meninggal. Artinya, bila dirata-ratakan dalam satu minggu satu nyawa melayang.
Kepala Unit (Kanit) Kecelakaan (Laka) Polres Bukittinggi, Ipda Syaiful mengungkapkan, dalam kurun waktu dua bulan terakhir ini, sedikitnya sudah terjadi 45 kecelakaan. Selain delapan orang meninggal, 28 orang mengalami luka ringan dan selebihnya luka berat.

Yang amat disayangkan, korban tewas justru didominasi usia produktif atau pelajar. Dari kejadian tersebut, umumnya kecelakaan terjadi diakibatkan kelalaian pengendara atau human error. “Tingginya angka kecelakaan didominasi kendaraan roda dua.
Dari hasil di lapangan menunjukan bahwa kecelakaan sering terjadi disebabkan oleh ugal-ugalan, tidak mematuhi rambu jalan, serta tidak sabar dalam berkendara,” ungkap Ipda Syaiful, saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin (28/2).

Persoalan lain, tambah Ipda Syaiful, sering dan maraknya aksi balapan liar yang dilakukan pelajar di Bypass, meskipun sudah berulang kali dirazia petugas kepolsian, namun hal tersebut masih belum efektif. “Parahnya lagi, saat kita razia mereka bukannya berhenti melainkan pindah ke lokasi lain. Seperti, dalam terminal Aur Kuning, dan jalur-jalur yang mereka sepakati di lapangan,” ungkapnya. Aksi balap liar tersebut, menurut Syaiful, sering dilakukan pada malam libur.

Untuk mengatasi persoalan ini, menurut Syaiful, tidak bisa dilimpahkan kepada pihak kepolisian saja. Pasalnya yang menjadi pengontrol dan pemerhati dalam rumah tangga merupakan tanggung jawab orangtua. Sementara itu, kecelakaan teranyar di wilayah hukum Polres Bukittinggi terjadi Sabtu (27/2), sekitar pukul 2.15 di Jalan Raya Bukittinggi-Payakumbuh, KM 19. Tepatnya di Padangtarok, Kecamatan Baso. Sebuah minibus terjun ke dalam jurang sedalam 20 meter saat ingin mendahului kendaraan lain. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Kejadian bermula saat mobil Isuzu Panther dengan nomor polisi BM 1465JJ yang dikendarai Ivan Devanda, 24, datang dari arah Payakumbuh menuju Bukittinggi. Setiba di lokasi, sopir berniat ingin mendahului sebuah mobil Avanza. Namun dari arah berlawanan datang sebuah truk Fuso yang kebetulan lampu mobil hanya hidup sebelah.
Terkejut melihat lawan dari arah depan, sang sopir yang saat itu tengah membawa penumpang empat orang memilih membanting stir ke arah kiri. Alhasil sebelum terjun ke jurang, mobil terlebih dahulu menabrak pembatas jalan sepanjang 10 meter.

Akibat kejadian tersebut, sang sopir bersama empat orang penumpangnya mengalami luka-luka. Petugas kepolisian yang sampai ke lokasi bersama warga langsung membawa ke lima orang tersebut ke Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi. “Mereka semua berhasil selamat dan hanya mengalami luka ringan. Semuanya sudah diperbolehkan pulang. Kita juga sudah menangani kasus tersebut dan memintai keterangan dari sopir,” ujar Ipda Syaiful. (cr3)

Exit mobile version