SMKN 1 Sumbar Gelar IHT Guru, Menyamakan Persepsi Tupoksi Tenaga Pengajar

PADANG, METRO – SMKN 1 Sumbar gelar In House Training (IHT) untuk menyamakan persepsi proses bahan ajar, di buka secara Resmi oleh Kabid PSMK Drs Syofrizal B.MT, Kamis (18/4) dan ditutup Kepala SMKN 1 Risman Jondedwi, Kamis (2/5).Pelatihan ini mendatangkan Narasumber bersertifikat pelatihan nasional Drs. Andri Defrioka MPd. dan Drs Amrawarda. MPd juga dihadiri Ketua Komite. Drs. Ermon “Selain itu Training ini juga untuk menyamakan persepsi tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) dalam menghadapi tahun ajar ke depan,” ujar Kepala SMKN 1 Sumbar Risman Jondedwi, kemarin.
Jondedwi, training yang dilaksanakan selama kegiatan ini diikuti sebanyak 80 guru sebagai tenaga pengajar, diharapkan kepada guru mengikuti Training agar serius, karena ini akan menyangkut kualitas pengajaran kepada anak didik. Selain itu Training ini juga berkaitan dengan kualitas sekolah ini ke depan. “Ini juga menjawab tantangan SMKN 1 Sumbar menuju sekolah unggul di Sumbar,” kata Jondedwi.
Sebab melihat realitanya akan sarana dan prasarana SMK ini jauh panggang dari api, jika dibandingkan dengan SMK lain yang ada di Sumbar. SMKN 1 Sumbar ini didukung lahan yang luas dan gedung yang komplet, Sarana praktek yang lengkap, asrama Siswa, masjid, ruang pertemuan, sarana Olahraga Maka kualitas sekolah ini juga berada di pundak para tenaga pengajar untuk mewujudkan kualitas lulusan terbaik nantinya.
Sementara, Narasumber IHT 2019 Andri Defrioka mengatakan, kurikulum itu perkembangannya dinamis setiap tahun mengalami perubahan. Apalagi sekarang orang menghadang zaman revolusi industri 4.0, maka dengan itu guru dituntut untuk menyesuaikan diri menjawab tantangan itu. “Sebab perubahan itu bukan ditantang, tapi kitalah yang menyesuaikan diri dengan perubahan itu “ ujar Oka, alumni SMA negeri 5 Padang dan pengawas ini.
Ditambahkan Oka, tentu dalam menyikapi perkembangan ini dengan Tupoksi. Yakni melakukan merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi, pembelajaran yang telah dilakukan selama ini. Kemudian bagaimana mengubah konsep pembelajaran selama ini dari memberi tahu, dengan konsep memfasiltasi siswa untuk mencari tahu.
Pertanyaan apakah dalam pengajaran guru telah menyusun RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan tuntutan milenial yang mengintegrasikan nilai karakter. Literasi dan keterampilan abad 21? Jawabannya tentu ada pada guru. Kalau pembelajaran tak sesuai dengan RPP, tentu out put yang diharapkan sulit akan tercapai.
Kemudian, sekarang bagaimana mengubah mindset guru sebagai pengajar dalam pembelajaran dari model teaching ke model learning. Ini merupakan peubahan dinamis dari kurikulum tersebut. Dan kini guru tidak lagi sebagai sumber bahan ajar semata mata, tapi setelah guru mmberikan bahan pelajaran. Kemudian ditindaklanjuti siswa ke Internet. Kemudian Bagaimana guru mampu memfasilitasi siswa untuk memotivasi mereka item item materinya ke dunia maya.
Komandan Upacara Hardiknas
Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2019 di Sumbar dipusatkan di halaman kantor gubernur, Kamis (2/4). Peringatan Hardiknas ini Pembina Upacara Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit dengan mempercayai komandan upacara Kapala SMKN 1 Sumbar Risman Jondedwi. Dipercayakan tongkat komandan upcara tidak terlepas keparcayaan Disdik kepada Risman.
Wagub Nasrul Abit menyampaikan pidato Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, Hrdiknas diperingati setiap 2 Mei, bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hadjar Dewantara. Hari nasional ini ditetapkan melalui Keppres No. 316/1959 tanggal 16 Desember 1959.
Ki Hajar Dewantoro yang merupakan pahlawan nasional yang dihormati sebagai bapak pendidikan nasional di Indonesia. Ki Hadjar Dewantara lahir dari keluarga kaya Indonesia selama era kolonialisme Belanda.Ia juga dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan terutama pada saat pemerintah Kolonial Belanda pada masa itu.
Di mana saat itu yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengenyam bangku pendidikan. Namun, sekarang menghadapi era milleneal ini mengusung kebijkan peningkatan sumber daya manusia (SDM) generasi terdidik dan pendidikan berkarakter. Pendidikan karakter tetap dilatarbelakangi nilai-nilai budaya dan norma agama. (boy)

Exit mobile version