PASAMAN, METRO – Ikatan Mahasiswa Mapattunggul Selatan (Impamas) bersama ratusan masyarakat Mapattunggul Selatan melakukan unjuk rasa (demo) terkait rusaknya akses jalan di daerah Ulu Layang sampai ke Pangian Nagari Silayang Kecamatan Mapattunggul Selatan, Senin (24/12).
Mahasiswa tidak hanya menuntut agar jalan yang rusak diperbaiki, pendemo juga memblokade jalan dan menstop seluruh aktivitas yang dilakukan oleh pihak kontraktor RD Group sampai jalan tersebut diperbaiki kembali.
Aksi demo tersebut dibenarkan salah satu mahasiswa Kota Padang, Yandrizal. ia mengungkapkan, saat aksi tersebut pihaknya menuntut beberapa poin. termasuk memperbaiki jalan yang telah dirusak, terlibatnya seorang aparat kepolisian dalam mengerjakan proyek pembangunan jalan itu dan tidak adanya pihak perusahaan memberitahukan kepada pemerintah nagari jika di daerah itu akan dibangun jalan.
Diungkapkan Yandri, rusaknya jalan menuju Mapattunggul Selatan disebabkan oleh keluar masuknya kendaraan pihak perusahaan bernama CV. RD Goup yang sampai saat ini belum juga diperbaiki. Sementara informasi yang diperoleh katanya pihak dinas terkait sudah memberikan bantuan dana sebesar Rp15.000.000 untuk memperbaiki jalan itu, namun, sampai saat ini belum ada tindakan.
“Untuk itu kita bersama masyarakat menuntut agar jalan itu secepatnya diperbaiki kembali. Sebab akses masyarakat satu-satunya menuju pusat kota ialah jalan yang sempat dirusak itu, yang paling parah kerusakan yakni di Puncak Cimin Nagari Silayang, kini jalan itu tidak bisa dilewati kendaraan,” ungkap dia.
Akibat rusaknya jalan menuju silayang selain menyulitkan masyarakat untuk keluar dari daerah itu, kini harga angkut hasil panen juga semakin mahal. Biasanya hanya Rp 8 ribu perkarung, kini sudah mencapai Rp 20 sampai Rp 30 ribu perkarung.
“Ini yang sangat kita sesalkan, sebelumnya sudah pernah disampaikan masyarakat kepada pihak perusahaan malahan diacukan saja, bahkan masyarakat mendapat kata-kata yang tidak enak didengar,” kata Yandri.
Selain menuntut jalan yang rusak segera diperbaiki kembali, mereka para mahasiswa dan masyarakat sangat menyayangkan seorang aparat kepolisian terlibat dalam mengerjakan proyek. sementara dalam aturan seorang aparat kepolisian maupun TNI tidak boleh mengerjakan proyek.“Ini yang sangat kita sesalkan, saya juga heran dengan kebijakan yang telah dibuat oleh Dinas Pekerjaan Umum Pasaman, seharusnya pihak kepolisian tidak boleh bermain proyek. Sebab informasi yang kita dapati di lapangan, bahwa yang mengerjakan proyek di Ulu Layang itu bernama Dapid merupakan anggota salah satu Polres Pasaman,” katanya.
Ia mengungkapkan, pihaknya bersama masyarakat mendukung sepenuhnya kegiatan pembangunan jalan di daerah itu dengan catatan sesuai dengan mekanisme dan aturan yang sudah dibuat.”Tapi jika begini kondisinya saya juga sangat resah, awalnya dikira membangun, ternyata merusak,” ujarnya.
Rusaknya jalan itu lebih kurang sepanjang 50 meter berada di Kilometer 25, sementara pekerjaan pembangunan jalan itu berada di Kilometer 47.
Sementara dalam aksi demo tersebut pihak perusahaan berjanji akan memperbaiki jalan yang telah dirusak itu. “Mereka sudah berjanji akan memperbaiki kembali sesuai tuntutan kita, dan perjanjian itu ditandatangani di atas matrai dan disaksikan oleh pihak Camat, Nagari, kepolisian setempat dan Babinkabtimas setempat,” katanya.
Sementara saat dikonfirmasi Kepala Dinas PU Pasaman Yasri Uripsyah dan Sekretaris Dinas PU Pasaman Ricki Riswandi tidak bisa dihubungi, beberapa kali ditelepon melalui via seluler tidak ada jawaban. (cr6)
Komentar