PADANG, METRO – Tim penilai tanda kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial (SLKS) dari Kementerian Sosial RI mengapresiasi inovasi Walikota Padang dalam menyelenggarakan pembangunan kesejahteraan sosial di Kota Padang. Terutama, pembinaan terpadu anak jalanan (anjal) yang bekerjasama dengan Batalyon 133 Yudha Sakti Padang.
”Inovasi dan kreativitas inilah yang kami nilai. Apalagi, melibatkan stakeholders terkait,” ungkap Hotman, Ketua Tim Penilai SLKS yang juga Direktur Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial Kementerian RI di Palanta Kediaman Walikota Padang Jalan A. Yani 11 Padang, Senin (8/10).
Dijelaskan, kunjungan Tim Penilai SLKS ke Kota Padang untuk melakukan verifikasi data, penilaian administrasi serta kroscek kesesuain data dengan fakta di lapangan. “Calon penerima SLKS berjumlah 21 orang dari birokrat dan masyarakat. Dan, ada juga SLKS bagi TNI, tenaga relawan sosial dan pendonor darah,” tambah Hotman.
Hotman juga mengatakan, sebagai calon penerima SLKS dari Presiden RI, aspek yang dinilai terhadap Walikota Padang juga meliputi komitmen anggaran, kebijakan-kebijakan dalam menyelenggarakan pembangunan kesejahteraan sosial di Kota Padang.
Wali Kota Padang Mahyeldi menjelaskan, kepedulian terhadap sesama terutama bagi orang orang yang membutuhkan bantuan merupakan kegiatan yang sangat mulia. Untuk itu, peningkatan kinerja pilar pilar sosial sangat dibutuhkan sebagai ujung tombak pelaksana kegiatan.
”Sejalan dengan 10 program unggulan Kota Padang, seluruh SKPD, Camat, Forkopimda dan pihak swasta saling bersinergi menjalankan program-program kemanusiaan untuk mewujudkan kesejahteraan dan menurunkan angka penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Kota Padang,” ungkap Mahyeldi.
Dijelaskannya, hal itu dibuktikan melalui program pembinaan Anjal; Training of Trainer (TOT) tentang UN CRPD konvensi dan hak penyandang disabilitas, HAM Advokasi dan Leadership; Pengukuhan Forum Koordinasi Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Kota Padang; kegiatan penyerahan bantuan korban bencana sosial, peresmian Permindo sebagai kawasan ramah disablitas, peresmian kampung Kesetiakawanan Sosial “Saiyo Sakato” peresmian Desaku Menanti penerima bantuan gelandangan dan pengemis.
Selanjutnya, program Singgah Sahur Sederhana (Singgasana) direalisasikan tahun 2014 yang fokus pada bantuan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) tanpa menggunakan APBD; pengembangan Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3), dan Pembinaan Karang Taruna.
”Kebersamaan dan sikap saling peduli merupakan kunci utama dalam penyelesaian persoalan-persoalan sosial. Tentunya, dengan mengedepankan nilai kesetiakawanan sosial,” ujar Mahyeldi. (tin)
Komentar