Sejak nama ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mencuat, untuk maju sebagai Cawapres pada Pilpres 2019. Sejumlah awak media di Sumatera Barat melakukan diskusi, seperti apa sebenarnya sosok Muhaimin.
Ternyata dalam diskusi yang dilakukan di Amaris Hotel Kota Padang, dengan tema “Cak Imin di Mata Awak Media Sumatera Barat” Minggu, (1/10) sekitar pukul 11.00 WIB itu, banyak penilaian bahwa Muhaimin Iskandar atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cak Imin layak dicalonkan sebagai Cawapres untuk periode 2019-2024.
Dari sejumlah referensi yang muncul dalam diskusi tersebut. Ketua Umum PKB itu ternyata memiliki sepak-terjang yang luar biasa dalam karir politiknya. Lulusan Fisip Universitas Gajah Mada 1992 ini adalah tokoh muda Nasional berpengalaman di kancah politik dan bahkan pernah menjabat sebagai Menteri dan meraih segudang prestasi.
Ada sekitar 25 Jurnalis dari berbagai media yang hadir dalam diskusi tersebut. Seperti, Suleman Tanjung wartawan Senior Posmetro Padang, Zamri Yahya Benteng Sumbar. com, Nalkoto Nusantra News.com, Nasrizal dari Halauan, Debi Virnando harian Padang Ekspres. Agib Noerman dari GoSumbar.com , Bambang Harian Singgalang, Boban harian Rakyat Sumbar, Baim Imung dari harian Koran Padang, Dasrul Padang TV, dan beberapa media cetak dan online lainnya.
Seperti disampaikan, Wartawan Senior, Suleman Tanjung, garis tangan seseorang tidak bisa diduga. Dia mencontohkan, seperti halnya Joko Widodo. Awalnya dia hanya Walikota Solo, kemudian menjabat Gubernur DKI Jakarta. Hanya sekitar dua tahun menjabat dia pun terpilih sebagai Presiden RI.
“Begitu juga dengan Muhaimin Iskandar. Melihat perjalanan karirnya yang cukup bagus, baik waktu menjabat sebagai menteri maupun Wakil Ketua DPR RI. Muhaimin bersih dari persoalan hukum. Dengan kinerjanya selama ini, saya rasa dia layak maju untuk mencalonkan diri dalam Pilpres nanti,” katanya.
Seperti diketahui, Muhaimin Iskandar, sejak jadi mahasiswa sudah menjadi aktivis. Berbekal itulah memulai karir politiknya di Indonesia. Ia juga tokoh PMII yang gencar melawan otoritarianisme dan sentralisasi.
Ia melanjutkan studi pasca sarjananya di Universitas Negeri Jakarta program manajemen komunikasi. Karena itu ia sangat tertarik dengan bidang jurnaIistik.
Karir politik Cak Imin di Partai poIitik dimulai saat ia bersama para kyai NU mendirikan PKB. Karirnya semakin menanjak ketika menjadi Sekjen PKB, dan anggota DPR, kemudian sebagai ketua FPKB. Selanjutnya ia menjabat sebagai Ketua Dewan Tanfidziah PKB periode 2002-2007. Sempat ada konflik di internal PKB, yaitu antara PKB Gus Dur dan PKB versi Muhaimin Namun hal itu tak membuat karirnya anjlok. Bahkan ia terpilih menjadi Menteri Tenaga Kerja danTransmigrasi era pemerintahan SBY.
Pendidikan pria yang beristri Rustini Murtadho serta 3 (tiga) anak tersebut dimulai dari Madrasah Tsanawiyah Negeri Jombang, Madrasah Aliyah Negeri Yogyakarta I, FISIP UGM 1992 serta Master Bidang Komunikasi UI tahun 2001.
Berbagai pengalaman organisasi teIah dijalani oIeh Cak Imin muIai dari Ketua Korps Mahasiswa Jurusan IImu Sosial, Yogyakarta, Ketua Cabang PMII Jogjakarta, serta Sekretaris Jenderal DPP PKB 2000-2005.
Muhaimin Iskandar dalam pengalaman kerjanya pernah menjadi staf pengajar Pesantren Denanyar, Jombang, Kepala Divisi Penelitian Lembaga Pendapat Umum, Jakarta, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tabloid Detik, wakil ketua DPR RI selama 2 periode (19992004 dan 2004 2009).
Ayah tiga anak ini juga pernah menjadi memimpin Persatuan Mahasiswa IsIam Indonesia (PMII) pada 1994 hingga 1997. Jabatan lainnya yang pernah dia capai adalah menjadi Wakil Ketua DPR Koordinator bidang Perindustrian perdagangan dan pembangunan.
Sewaktu SBY mengamanatkan agar memperhatikan pendidikan dengan dunia kerja sehingga bisa menghasilkan tenaga kerja yang menguasai bidangnya, Dia sangat peduli dengan kehidupan karyawan di lndonesia. Bahkan dia menghapuskan praktik outsourcing karena melihat istilah tersebut sangat kabur. Cak Imin berharap, semua pihak termasuk media massa, tidak lagi menggunakan istilah outsourcing ataupun alih daya.
Selain itu, dia juga aktif memperjuangkan nasib para TKl yang dianiaya. Muhaimin mengirimkan surat protes kepada satuan tugas tenaga kerja Indonesia di Malaysia karena ada salah satu TKW yang diperkosa. Dia protes keras peristiwa pemerkosaan TKl yang dilakukan oknum kepolisian Malaysia, meskipun pelaku kejahatan itu telah ditangkap. Muhaimin terus melakukan pendampingan kepada warga lndonesia yang bekerja di Malaysia juga pengacara.
Muhaimin termasuk politisi senior di DPR RI, dirinya sempat terpilih dua kali sebagai anggota DPR RI di Periode 1999-2004 hingga Periode 2004-2009. Hal tersebut menunjukkan Muhaimin masih dicintai oleh konstituennya dan menjadi penyambung lidah rakyat. Di parlemen, Muhaimin, selalu berusaha berjuang agar DPR menjadi motor pembaharuan dari sistem ketatanegaraan.
Bagi pria kelahiran Jombang tersebut, hidup adalah perjuangan. Disela-sela kesibukannya, dirinya masih menyempatkan untuk menulis dan membaca bahkan beberapa buku telah ditulisnya. Dirinya masih menyempatkan mengisi acara di beberapa radio yang mengangkatnya sebagai konsultan utama. Di sisi lain, kesuksesan yang diraihnya tidak terlepas dari peran dan dukungan keluarga. Tidak heran, disela-sela waktu luangnya, Muhaimin selalu menghabiskan waktunya untuk keluarga. (*)
Komentar