Pertumbuhan Ekonomi Kuartal-I 2020 Hanya 2,97 Persen

JAKARTA, METRO
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal-I 2020 sebesar 2,97 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year-on-year/YoY). Sementara itu secara kuartalan, atau dibandingkan kuartal-IV 2019 terjadi kontraksi sebesar -2,41 persen.

“Pertumbuhan ekonomi kuartal-I 2020 mengalami kontraksi yang cukup dalam,” kata Kepala BPS Suhariyanto, dalam konferensi pers, Selasa (5/5).

Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi kuartal-I 2017 tercatat sebesar 5,07 persen dan pada kuartal-I 2018 sebesar 5,06 persen. Sedangkan, ekonomi kuartal-I 2019 masih tumbuh 5,01 persen.

Berdasarkan ADHK, total Produk Domestik Bruto (PDB) RI kuartal-I 2020 sebesar Rp 2.703,1 triliun. Sedangkan berdasarkan ADHB, total PDB RI kuartal-I 2020 sebesar Rp 3.922,6 triliun.

“Struktur perekonomian kita tidak berubah, didominasi industri dengan share sebesar 19,98 persen,” kata Suhariyanto.

Pada kuartal-I 2020, sektor industri mengalami pertumbuhan sebesar 2,06 persen, melambat dibandingkan pertumbuhan kuartal-I 2019 yang mencapai 3,85 persen. Sektor perdagangan yang menduduki posisi kedua, dengan share 13,2 persen juga tumbuh melambat.

Pada kuartal-I 2020, sektor perdagangan mengalami pertumbuhan 1,6 persen. Pada kuartal-I 2019, sektor ini masih tumbuh 5,21 persen. “Mayoritas sektor tumbuh melambat.

Hanya tiga yang tumbuh lebih tinggi YoY, yaitu sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor informasi dan komunikasi, serta sektor jasa kesehatan kegiatan sosial,” tutur pria yang akrab disapa Kecuk itu.

Batu Bara dan Migas Masih Tumbuh
Pada kuartal-I 2020, industri pengolahan tumbuh 2,06 YoY. Berdasarkan lapangan usaha, Kecuk menyebut, ada beberapa industri yang mengalami pertumbuhan meski melambat.

Industri makanan dan minuman (mamin) yang porsinya besar, tumbuh 3,94 persen, melambat dibandingkan periode sama 2019 yang mencapai 6,77 persen. “Di antaranya akibat menurunnya demand luar negeri, tecermin dari terkontraksinya ekspor komoditas makanan dan minuman,” ucap Kecuk.

Industri kimia, farmasi, dan obat tradisional juga tumbuh melambat, dari 11,53 persen pada kuartal-I 2019 menjadi 5,59 persen pada kuartal-I 2020. “Pertumbuhan industri kimia, farmasi, dan obat tradisional pada kuartal-I 2020 didukung oleh peningkatan produksi barang kimia dan obat-obatan untuk memenuhi permintaan luar negeri dan melonjaknya permintaan domestik akibat wabah Covid-19,” jelas Kecuk.

Yang menarik, industri batu bara dan pengilangan migas tumbuh 2,58 persen, lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu yang terkontraksi -4,15 persen. “Ini karena didukung oleh peningkatan produksi BBM dan LPG seiring dengan peningkatan impor BBM,” pungkas Kecuk. (jpc)

Exit mobile version