PADANG, METRO – Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sumbar dan Jambi mencatat penerimaan negara dari sisi pajak masih jauh dari target. Padahal, saat ini sudah masuk bulan terakhir di tahun 2019.
Untuk itu, jajaran DJP Sumbar dan Jambi berharap dukungan dari media untuk bisa membantu menginformasikan kepada masyarakat, terutama Wajib Pajak (WP) untuk melaporkan pajak dan membayar pajak.
“Sekarang adalah detik-detik terakhir penerimaan pajak. Kami berharap masyarakat Sumbar tergerak hatinya untuk membayar pajak atau menyetornya,” ungkap Kepala Kanwil DJP Sumbar dan Jambi Lindawaty, dalam kegiatan Media Gathering Kanwil DJP Sumbar Jambi dengan tema ‘Bersama Membangun Negeri’, Kamis (12/12).
Dijelaskan Lindawaty, dari target penerimaan pajak untuk DJP Sumbar dan Jambi, hingga 12 Desember baru tercapai 71,29 persen dari target Rp11,355 triliun. Dan, khusus untuk Sumbar dari target Rp5,8 triliun baru terealisasi Rp3,8 triliun.
“Kita berharap kerja sama media untuk bisa mendukung kegiatan Kanwil DJP Sumbar dan Jambi untuk mengajak masyarakat agar sadar pajak, mau membayar pajak. Memang berat. Kita saja pegawai pajak juga begitu, jika tak langsung dipotong mungkin akan terasa berat untuk bayar pajak,” kata Lindawaty yang baru menjabat lima bulan sebagai Kakanwil DJP Sumbar dan Jambi ini.
Dalam kegiatan Media Gathering yang dihadiri oleh 4 Pemred Media Cetak, serta belasa Pemred dari Radio/Televisi/Media Online tersebut, Lindawaty mengungkapkan dengan komunikasi yang baik, integritas, dia optimis di tahun 2020, penerimaan pajak di Sumbar semakin lebih baik lagi.
Menurut dia, pegawai pajak tak bisa kerja sendirian dan butuh dukungan dari media di Sumbar. Apalagi, target dari pemerintah cukup tinggi untuk sektor pajak. Untuk diketahui, setiap bulan, Indonesia membutuhkan Rp100 triliun, dan sektor pajak hanya memenuhi atau menyumbang sekitar Rp80 triliun.
“Dari Rp100 triliun itu, Provinsi Sumbar menyumbang Rp608 miliar setiap bulan untuk Indonesia. Seharusnya, kita berharap Sumbar dan Jambi bisa menyumbang Rp1 triliun tiap bulan. Mudah-mudahan tahun 2020 bisa lebih lagi,” harap Lindawaty.


















