PADANG, METRO–Pemprov Sumbar berjanji pada Maret mendatang untuk memberikan bantuan benih kepada petani yang sawahnya gagal panen karena puso, beberapa waktu lalu. Bantuan benih itu sekitar 15 hingga 20 kg. Hanya saja, bantuan tersebut masih dalam tahap usulan ke pemerintah pusat.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sumbar, Besli menyebutkan, pendataan terhadap kerusakan lahan sawah akibat banjir dan longsor di Sumbar telah dilaksanakan. Totalnya ada 2.752,18 hektare lahan pertanian di 8 kabupaten/kota. Dari jumlah tersebut, 218,85 hektare sawah puso.
“Kerusakan lahan pertanian tersebut terjadi Pasaman, Limapuluh Kota, Solok, Solok Selatan, Dharmasraya, Sijunjung, Kota Payakumbuh dan Kota Solok. Setelah verifikasi selesai dilakukan kabupaten/kota terhadap yang mengalami puso, maka proposal untuk mendapatkan bantuan benih ke pusat melalui kegiatan Cadangan Benih Nasional (CBN) akan segera kami kirimkan,” sebutnya, Jumat (19/2).
Menurutnya, bantuan benih yang diberikan melalui CPN akan disesuaikan dengan verifikasi dari kabupaten/kota. Per hektare-nya untuk lahan yang mengalami gagal panen tersebut akan mendapatkan 15 sampai 20 kg.
“Kita mengupayakan agar secepatnya bantuan itu dapat diberikan kepada petani. Mudah-mudahan Maret ini, mereka yang tanaman padinya terkena puso dapat bantuan CPN tersebut,” ujarnya.
Tak hanya itu, perbaikan jaringan irigasi juga dilakukan untuk membantu petani yang lahan pertaniannya mengalami kerusakan akibat banjir dan longsor. Ini dilaksanakan melalui kegiatan khusus dinas pertanian ketahanan pangan dalam mengatasi masalah jaringan irigasi yang rusak.
“Perbaikan irigasi ini diprioritaskan di tahun 2016 melalui anggaran yang tersedia, diantaranya melalui program rehap jaringan,” ujarnya.
Ia menambahkan, dengan banyaknya lahan pertanian yang terkena puso akibat banjir dan longsor, diharapkan meningkatkan minat para petani untuk mengasuransikan lahan pertaniannya. Di tahun 2015 lalu telah 22 ribu hektare lahan pertanian di Sumbar yang diasuransikan, dari target 36 ribu hektare.
“Di tahun 2016, melalui anggaran APBN juga ditargetkan ada 36 ribu hektar lahan pertanian di Sumbar yang diasuransikan. Apalagi dengan kejadian banjir dan longsor yang sering terjadi harusnya ini dapat memotivasi para petani kita hendaknya,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan sosialisasi telah dilakukan ke kabupaten/kota agar kelompok tani yang ada di daerah areal pertaniannya diasuransikan. Untuk asuransi yang bekerjasama dengan PT Jasindo itu, petani hanya membayar preminya Rp36 ribu perhektar.
“Harusnya banyak petani yang ikut mengasuransikan lahan pertaniannya. Sebab preminya tak begitu mahal, apalagi pemerintah telah membantu Rp144 ribu untuk Rp180 yang sebenarnya harus mereka berikan. Jadi petani cukup membayarkan Rp36 ribu perhektar. Jika terjadi bencana seperti ini, kan petani tak perlu takut, karena ada Rp6 juta perhektar yang akan mereka terima,” pungkasnya. (da)
Komentar