PADANG, METRO–Dukungan program pemerintah Presiden RI Prabowo Subianto mewujudkan swasembaga pangan direalisasikan PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat (Sumbar) dengan menerapkan program teknologi electrifying agriculture untuk beberapa komoditi pertanian di Sumbar.
General Manager PT PLN UID Sumbar, Ajrun Karim mengatakan, program teknologi electrifying agriculture ini program replikasi yang telah berhasil dilakukan di sejumlah daerah di Pulau Jawa.
“Di Jawa, electrifying agriculture telah berhasil diterapkan pada buah naga dan bawang merah. Harapannya program PLN ini terus berkembang di Sumbar untuk mendukung proram swasembada pangan dan juga peningkatan pemakaian energi listrik,” harap Ajrun saat meninjau penerapan electrifying agriculture pada komoditi bawang di Alahan Panjang Kabupaten Solok, Selasa (26/8).
Ajrun mengungkapkan, penerapan electrifying agriculture berdampak terhadap pengurangan pemakaian pestisida, sehingga meningkatkan kualitas dari komoditi pertanian seperti bawang.
“Penerapan electrifying agriculture dapat mengurangi biaya operasional paling tinggi yakni penggunaan pestisida,” ungkap Ajrun melalui kegiatan peninjauan yang melibatkan awak media bertajuk “Roadtrip Media 2025” hari itu.
Ajrun menambahkan, penerapan electrifying agriculture tidak hanya sebagai wujud dukungan terhadap program swasembaga pangan pemerintah. Tetapi juga mendukung perbaikan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan dari desa.
Ajrun berharap, penerapan electrifying agriculture pada komoditi bawang di Kabupaten Solok jadi percontohan (pilot project) yang akan berkelanjutan.
“PLN support petani di Sumbar. Kita punya penerapan electrifying agriculture pada hilirisasi padi, komoditi buah naga dan bawang merah di Solok. Baru petani bawang merah di Solok yang menerapkan. Ada enam kelompok tani. Diharapkan program ini disosialisasikan dengan baik, sehingga petani meniru dan replikasi program yang sampai hari ini terbukti hasilnya dengan baik,” harapnya.
Gunakan Light Trap Mengusir Serangga dan Hama
Amri Ismael, salah seorang petani bawang merah di Alahan Panjang Kabupaten Solok menerapkan electrifying agriculture dengan menggunakan cahaya lampu yang dikenal dengan light trap. Dalam penerapannya, Amri menaruh air dalam ember yang di atasnya dipasang lampu 6 watt untuk menerangi. Tujuannya agar serangga dan hama pemakan bawang berkumpul di bawah lampu dan jatuh ke air dalam ember.
Ada 62 unit light trap dipasang di lahan yang ditanami bawang miliknya. “Ini tindakan untuk mencegah hama menyerang tanaman bawang. Dengan cara ini, kami bisa menghemat penggunaan pestisida,” jelasnya.
















