Untuk itu, Muhidi mendorong para peserta untuk mulai merancang masa depan dengan serius, tanpa menunggu kesiapan yang sempurna. Bangun pola pikir positif, tulis cita-cita sejak dini..
“Generasi muda tidak boleh melupakan akar budaya Minangkabau, sekaligus harus membekali diri dengan kemampuan berbahasa asing agar mampu bersaing dan mendapatkan pengalaman global. Di mana pun berada dan dalam situasi apa pun, generasi muda harus memiliki semangat belajar tinggi,” tambahnya.
Selain itu, Muhidi juga menekankan bahwa pemimpin abad ke-21 harus adaptif, tenang dalam menghadapi tekanan, serta memiliki kemampuan membaca situasi secara tajam.
“Seorang pemimpin harus tetap jernih saat menghadapi kekacauan. Kecakapan mengambil keputusan di saat kritis adalah bekal penting bagi pemimpin muda masa depan,” tutup dia. (rgr)




















