PADANG, METRO–Perkembangan teknologi di dunia otomotif terus menghadirkan inovasi menarik. Salah satunya adalah penggunaan ban tanpa ban dalam yang semakin populer di kalangan pengendara. Fitur ini menjadi pilihan utama bagi pemilik kendaraan roda dua berjenis matic karena berbagai keunggulan praktisnya.
Awalnya, sistem ini banyak diaplikasikan pada kendaraan berukuran besar seperti truk dan mobil performa tinggi. Kini, teknologi tersebut berhasil diadaptasi untuk kendaraan roda dua dengan bobot lebih ringan. Material khusus dari campuran karet dan serat fiber membuatnya mampu menahan tekanan udara lebih stabil.
Perbedaan utama terletak pada konstruksi yang dirancang tanpa komponen ban dalam. Lapisan sealant cair di bagian dalam berfungsi otomatis menutup lubang kecil akibat benda tajam. Hal ini memberikan keamanan ekstra selama perjalanan jarak jauh.
Produk ini terdiri dari lapisan karet fiber yang diperkuat dengan serat sintetis. Komponen kuncinya adalah cairan perapat (fluid sealant) di bagian dalam. Zat ini bekerja otomatis menutup lubang kecil akibat paku atau kerikil.
Struktur karet fiber memberikan daya rekat antar molekul lebih kuat. Daya kohesif karet pada produk ini 40% lebih tinggi dibandingkan tipe biasa. Namun, lapisan sealant membuat masa pakainya lebih pendek sekitar 6 bulan.
Kelebihan utama terlihat dari ketahanan terhadap tekanan udara. Teknologi tanpa ban dalam mampu mempertahankan tekanan 25% lebih stabil dalam uji jalan berkelanjutan.
Desain khusus pada produk ini memastikan tekanan udara tetap stabil meski terkena benda asing. Cairan perapat bekerja aktif menutup lubang hingga diameter 3 mm, mengurangi risiko kehilangan kendali secara tiba-tiba.
Permukaan yang lebih rigid memberikan traksi optimal di berbagai medan. Uji laboratorium menunjukkan peningkatan 30% daya rekat pada permukaan basah dibandingkan tipe konvensional. Hal ini sangat vital untuk menjaga kestabilan saat akselerasi otomatis.
















