JAKARTA, METRO–Ekonom senior Daeng Salamuddin mendukung langkah Presiden Prabowo Subianto dalam menertibkan lalu-lintas devisa hasil ekspor. Langkah ini merupakan gebrakan berani, karena selama ini tidak dilakukan oleh pemimpin lainnya.
“Ini langkah yang berani. Kita punya sumber daya alam nomor satu di dunia, tapi pendapatan negara stagnan. Sekarang ada terobosan,” ujar Daeng, Selasa (13/5/).
Daeng menyoroti selama 30 tahun belakangan belum ada pemimpin yang berani mengatur arus keluar-masuk devisa ekspor agar kembali masuk ke dalam sistem keuangan negara. Padahal, Indonesia merupakan salah satu eksportir terbesar untuk komoditas seperti batu bara, sawit, nikel, timah, hingga tembaga.
“Ini pertama kalinya ada presiden yang berani atur lalu lintas devisa. Saya sendiri sampai kaget. Kita itu produsen batu bara terbesar di dunia, sawit terbesar, nikel, timah, tembaga. Tapi pendapatan negara nggak naik. Karena devisanya nggak masuk ke dalam,” lanjutnya.
Daeng menilai, penempatan sementara devisa hasil ekspor di dalam negeri adalah langkah yang masuk akal secara ekonomi. Ia meyakini kebijakan ini bisa membantu memperkuat nilai tukar rupiah serta menambah cadangan devisa nasional.
“Kalau pengusaha buang uang keluar, ya mata uang kita makin lemah. Harusnya disimpan dulu, jadi sirkulasi. Itu masuk akal,” imbuhnya.