PADANG, METRO–Saat ini kendaraan pribadi seperti sepeda motor menjadi sarana transportasi andalan bagi keluarga, terutama untuk yang sudah memiliki anak. Sering kali kita melihat pengendara yang membawa anak kecil di depan pengemudi seperti tidak asing dan terkesan menjadi kebiasaan yang sangat umum di lakukan pengendara.
Padahal hal tersebut sebenarnya berbahaya bagi keselamatan anak. Ada berbagai risiko yang mengancam Si Kecil jika nekat memposisikannya di bagian depan. Terpapar debu dan polusi, terkena kerikil maupun batu yang beterbangan dari jalan, hanyalah beberapa dari bahaya yang mengintai anak ketika membonceng di depan. Lebih lanjut, berikut ini adalah ancaman lainnya yang harus dipertimbangkan kembali sebelum membawa anak untuk naik motor di depan pengemudi.
Instruktur Safety Riding PT Menara Agung Riandy Monru membagikan posisi yang aman bagi si kecil ketika dibonceng sepeda motor. Supaya anak aman saat dibonceng, selalu pastikan anak membonceng di belakang dengan posisi lurus dengan tubuh pengendara dan rapat, sehingga anak dapat memegang tubuh pengendara lebih baik dan meningkatkan keseimbangan saat berkendara.
“Pastikan tangan anak sudah bisa memegang kuat pengendara. Pegangan yang kuat dapat mencegah keseimbangan anak tergangu ketika membonceng. Bisa juga ditambahkan sabuk pembonceng sehingga keseimbangan dan posisi anak dapat lebih terjaga.Lalu, kaki sudah bisa menginjak pijakan kaki pembonceng dan ingatkan anak kita untuk tidak memainkan kakinya ketika membonceng, untuk mencegah potensi tersenggol kendaraan lain,” jelas Riandy.
Selanjutnya, kata Riandy, kontrol kecepatan. Saat berkendara dengan anak, kita perlu mengontrol kecepatan berkendara. Hal ini ditujukan untuk mencegah anak terpental ke belakang saat kita mebuka gas karena pegangan anak yang belum kuat, atau anak tidak siap terhadap pergerakan tiba-tiba sepeda motor.
“Kemudian mencegah anak terlempar saat bermanuver menikung dengan kecepatan tinggi. Hal ini berpotensi terjadi karena kekuatan pegangan anak ke tubuh pengendara tidak akan sekuat orang dewasa. Kontrol kecepatan juga mencegah terjadinya pengereman yang kuat. Saat menggunakan kecepatan tinggi, kita berpotensi untuk melakukan pengereman kuat yang akhirnya memberikan rasa tidak nyaman kepada anak kita,” ujar Riandy.
Riandy menuturkan, tips aman membonceng anak, atur waktu, rute, dan jarak. Anak memiliki ketahanan fisik yang berbeda dengan orang dewasa, sehingga mereka tidak bisa diperlakukan sama. Mengatur waktu keberangkatan seperti berangkat lebih pagi untuk menghindari terik matahari akan dapat mengurangi ketidaknyamanan mereka ketika berkendara
“Mengatur rute keberangkatan juga diperlukan sehingga kita terhindar dari kemacetan dan dapat sampai lebih cepat. Namun, pastikan rute tersebut aman, layak dan tidak melanggar peraturan lalu-lintas. Saat berkendara dengan anak , kita juga perlu mengatur jarak perjalanan sehingga kita bisa menentukan waktu istirahat yang baik untuk anak kita ketika berkendara,” ungkap dia.
Selain itu, kata Riandy, harus sering melakukan konfirmasi terhadap anak, apakah dia haus, mengantuk, capek dan lainnya. Ketika sering melakukan konfirmasi, kita dapat menemukan masalah pada anak sedini mungkin, sehingga dapat mencegah terjadinya potensi bahaya.
“Terakhir, yang paling penting diperhatikan adalah anak wajib menggunakan perlengkapan berkendara, karena pembonceng dan pengendara memiliki risiko yang sama. Sehingga, keduanya wajib menggunakan perlengkapan berkendara, seperti helm, jaket, sarung tangan, celana panjang, dan sepatu,” tutup dia. (rgr)
Komentar