Kendati begitu, pihaknya memastikan akan melakukan perhitungan dengan cermat agar tidak berdampak pada kestabilan harga dan pasokan bahan bakar di dalam negeri.
“Dan tentunya harus kita perhatikan juga ongkos logistiknya. Misalnya apabila jalur seandainya melewati daerah konflik (Suriah) terlalu berisiko, dan kita melewati jalur lainnya yang tentunya lebih jauh dan biaya cost-nya lebih tinggi, tentunya harus ada alternatif lain yang kami ambil. Tapi untuk posisi saat ini kami masih aman dan bisa terkendali,” pungkasnya.
Sebelumnya, kelompok oposisi di Suriah berhasil merebut kekuasaan Bashar al-Assad yang selama ini memimpin Suriah. Kepala kelompok oposisi utama Suriah di luar negeri mengatakan bahwa kelompoknya mengambil alih Aleppo dan wilayah-wilayah lain di Suriah untuk menghentikan serangan rezim Bashar al-Assad terhadap warga sipil.
Kepada pers di Istanbul, Turki, Senin (2/11) yang lalu, Ketua Koalisi Nasional Revolusi Suriah dan Pasukan Oposisi Suriah (SMDK), Hadi Al-Bahra sempat membicarakan kendali yang dipegang kelompok oposisi di Aleppo serta wilayah lain di Suriah utara.
Operasi pasukan oposisi di Suriah menjadi tak terhindarkan setelah bertahun-tahun serangan dan penindasan oleh pasukan rezim dan milisi-milisi Iran berlangsung, katanya. Al-Bahra mencatat serangan udara rezim terhadap warga sipil mencapai 52 kali dalam satu hari pada November. (*/hsb)
















