“Ini adalah kesempatan emas bagi generasi muda untuk mempelajari dan melestarikan seni budaya Minangkabau, khususnya Randai”, ungkapnya.
Kata Wali, selain sebagai upaya pelestarian budaya, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan alternatif positif bagi generasi muda. Dengan bergabung di sanggar, para pemuda dapat menghindari pergaulan bebas, narkoba, dan kegiatan negatif lainnya.
“Kami ingin menyediakan wadah bagi anak-anak muda untuk mengekspresikan diri mereka secara positif dan konstruktif,” tambahnya
Dia juga menjelaskan, pelatihan Randai yang diadakan oleh pemerintah Nagari ini diikuti 20 orang peserta, dengan pelatih sebanyak orang, yakni Dodoi dan Fahmi.
Dengan dilaksanakannya pelatihan Randai ini, kita berharap generasi muda Aia Manggih Selatan dapat terus melestarikan dan mengembangkan budaya lokal serta memperkenalkannya kepada generasi muda lainnya.
Sementara itu, Ketua Bamus Nagari Aia Manggih Selatan, Ade Syuryadi menyampaikan, melalui latihan Randai ini, diharapkan para peserta tidak hanya mendapatkan keterampilan seni tetapi juga nilai-nilai budaya yang berharga.
“Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya Minangkabau ini. Mari bersama-sama menjaga dan melestarikan warisan budaya kita sambil membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” harapnya.Kesenian budaya yang ada di daerah saat ini sudah hampir hilang atau mulai tergerus karena perkembangan zaman. (mir)




















