PAYAKUMBUH–Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat, Supardi, SH, menyampaikan pentingnya menghidupkan kembali filosofi budaya rumah gadang sebagai solusi dalam menghadapi berbagai persoalan sosial yang semakin kritis di Kota Payakumbuh. Hal ini disampaikannya dalam acara Penyuluhan Sosial yang berlangsung di Ajamjua, Payakumbuh.
Supardi menjelaskan rumah gadang bukan sekadar bangunan fisik, melainkan sebuah simbol yang sarat dengan makna filosofis yang dapat menjadi panduan dalam menciptakan kesejahteraan hidup.
Salah satu elemen penting dari rumah gadang yang ia soroti adalah keberadaan rangkiang, sebuah lumbung penyimpan hasil panen yang memiliki makna mendalam dalam kehidupan bermasyarakat. Lumbung padi ini bagi masyarakat Minang sebagai simbol kesejahteraan ekonomi dan jiwa sosial yang melekat.
“Keberadaan rangkiang memberikan kita simbol penyimpanan hasil panen, tidak hanya untuk kebutuhan keluarga, tetapi juga untuk kaum dan nagari. Rangkiang ini mengajarkan kita pentingnya mempersiapkan cadangan pangan agar terhindar dari kelaparan di masa depan,” ujar Supardi.
Jiika kita memahami filosofi ini, lanjutya, sebenarnya negeri kita tidak seharusnya mengenal masalah seperti gizi buruk, kelaparan, atau hutang yang mencekik. “Sayangnya, makna rangkiang tampaknya tidak lagi menjiwai kehidupan masyarakat kita hari ini,” jelasnya.
Supardi juga menyinggung beberapa persoalan sosial yang sedang dihadapi Kota Payakumbuh, antara lain tingginya tingkat pengangguran, kemiskinan, perceraian, penyalahgunaan narkoba, dan kenakalan remaja.
“Faktor yang paling dominan mempengaruhi kondisi sosial masyarakat di Payakumbuh adalah tingginya tingkat pengangguran,” ungkapnya.
Menurutnya, harus ada upaya nyata untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia secara berkelanjutan. Ini bisa dilakukan melalui bimbingan teknis, penyuluhan sosial, dan pelatihan keterampilan yang diminati oleh masyarakat.
“Dengan demikian, aktivitas kreativitas masyarakat akan tumbuh dan dapat melahirkan produk serta lapangan kerja baru,” jelasnya. (us)