Roni Patinasarani, salah satu pemilik Huller Padi dari Kabupaten Tanah Datar mengatakan, setelah menggunakan Huller Padi bermotor listrik, pabriknya menghemat biaya produksi sampai dengan 60%. ‘’Listrik lebih hemat dari BBM, lagipula lebih efektif karena tidak perlu memasok BBM lagi, tinggal memakai suplai listrik PLN. Pabrik juga lebih bersih dan tidak bising. Mesinnya praktis, lebih canggih, dan tidak berisik,’’ lanjutnya.
Sementara itu Andi, pemilik Huller Minangkabau dari Kabupaten Tanah Datar mengatakan, Huller Listrik juga efisien dalam jangka panjang. ‘’Dengan huller listrik, kami bebas dari biaya pemeliharaan mesin, karena mesinnya lebih bersih. Mesin ini juga dapat berproduksi secara terus-menerus tanpa jeda,’’ sampainya.
Seusai acara di Emersia, peserta Customer Gathering bertolak ke Huller milik Andi. Pada kunjungan ini Andi mempresentasikan langsung huller listriknya serta berbagi pengalaman peralihan dari huller konvensional ke huller listrik.
‘’Saya sangat berterima kasih kepada Bapak Ibu dari PLN Payakumbuh. Ini bukan inisiatif saya, tapi hasil probing dari teman-teman di PLN. Saya sangat beruntung bisa segera beralih ke huller listrik, mengikuti jejak para petani yang telah lebih dulu. Semoga lebih banyak petani yang beralih ke listrik PLN dan merasakan sendiri keuntungannya,’’ sampai Andi.
Peralihan huller konvensional ke huller listrik juga menjadi wujud kontribusi PLN dalam upaya transisi energi bersih, yakni dengan mengurangi penggunaan emisi karbon dan beralih ke mesin yang ramah lingkungan. Teguh mengatakan, PLN UP3 Payakumbuh siap melayani seluruh permohonan pengusaha huller yang ingin beralih menjadi penggilingan padi berbasis listrik. ‘’Semoga kegiatan ini dapat memberikan inspirasi, manfaat, serta pengetahuan baru tentang Penggilingan padi berbasis Listrik kepada seluruh pengusaha huller,’’ lanjutnya.(*/hsb)