Ekonom Perkirakan Inflasi Juni Melandai Secara Tahunan

Ilustrasi inflasi. (Jawa Pos)

JAKARTA, METRO–Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memperkirakan inflasi Juni 2024 akan sedikit melandai mencapai 2,65 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) diban­dingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 2,84 persen yoy.

Sedangkan secara bulanan, Josua memperkirakan inflasi akan tercatat sebesar 0,06 persen mont to month (mtm), dibandingkan dengan bulan sebe­lumnya yang terpantau deflasi sebesar 0,03 per­sen.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, dilihat berdasarkan komponennya, inflasi diperkirakan akan didorong oleh komponen inflasi inti dengan kelompok harga bergejolak diperkirakan akan kembali mengalami deflasi bulanan. Sedangkan kelompok harga diatur pemerintah diperkirakan akan mengalami inflasi bulanan yang terkendali.

“Inflasi harga bergejolak diperkirakan akan mencatat deflasi bulanan karena penurunan harga pada sebagian besar komoditas pangan, kecuali cabai merah dan cabai rawit, di tengah membaik­nya pasokan bahan pa­ngan setelah panen raya di bulan April dan Mei 2024,” kata Josua dalam ketera­ngan tertulis, Senin (1/7).

Sementara itu, inflasi inti bulanan diproyeksikan sedikit meningkat menjadi 0,18 persen mtm diban­dingkan bulan sebelumnya yang sebesar Rp 0,17 per­sen mtm. Josua juga me­nyebut, inflasi inti yang me­ningkat itu disebabkan oleh depresiasi nilai tukar rupiah yang menyebabkan pe­ningkatan inflasi impor.

Adapun pada semester II-2024 ini, Josua mewanti-wanti adanya risiko kenaikan dari penerapan cukai pada plastik dan minuman kemasan berpemanis. Meski masih menunggu keputusan pemerintah mengenai kebijakan ini, tetapi ini tetap perlu diwaspadai.

Risiko inflasi lainnya dapat berasal dari potensi penyesuaian harga energi jika pelemahan nilai tukar rupiah yang terus berlanjut.

“Secara keseluruhan, kami melihat tingkat inflasi meningkat secara mode­rat dari 2,81 persen pada tahun 2023 menjadi sekitar 3,08 persen pada akhir tahun 2024,”pung­kasnya. (jpc)

 

Exit mobile version