Reaksi Keras Kemenag kepada Garuda Indonesia, Layanan CJH Terganggu karena Pesawat Telat

pesawat Garuda Indonesia--Pekerja merapikan fasilitas di pesawat Garuda Indonesia yang akan digunakan untuk armada angkutan haji 1445 H/2024 di hanggar GMF Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (8/5/2024).

JAKARTA, METRO–Tidak heran jika Kementerian Agama (Kemenag) memberikan reaksi keras terhadap tingginya tingkat keterlambatan Garuda Indonesia menerbangkan calon jemaah haji (CJH) ke Saudi.

Sebab, persoalan itu menimbulkan rentetan dampak di semua sektor. Terutama terhadap pemenuhan layanan bagi jemaah.

Salah satu yang paling terasa, para jemaah tiba di Madinah dalam kondisi sangat lelah. Sebab, mereka harus menjalani beragam proses selama perjalanan lebih dari 10 jam.

Tak sedikit yang kondisi fisiknya langsung menurun. ’’Kaki saya langsung bengkak. Sebab, sudah di Juanda sejak pagi dan baru tiba di Madinah malam,’’ ujar Arief, jemaah dari embarkasi Surabaya.

Selain itu, di sejumlah hotel tempat CJH menginap, banyak jemaah yang datang terlambat ke hotel. Akibatnya, durasi masa tinggal mereka berkurang. Sebab, sistem sewa hotel di Madinah berdasar jumlah hari tinggal. Berbeda dengan di Makkah. Di sana, sistem sewa hotel menggunakan skema full season (selama musim haji).

Kepala Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Madinah Ali Machzumi menyebut, masalah keterlambatan penerbangan merupakan ranah maskapai. ’’Yang jelas, kami sudah mengikhtiarkan seluruh jemaah haji Indonesia mendapatkan layanan maksimal sebagaimana yang sudah disepakati,’’ katanya.

Pada bagian lain, mulai hari ini, sekitar 120 ribu CJH di tanah air akan berangkat pada penerbangan gelombang kedua. Mereka tidak lagi mendarat di Madinah, melainkan di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. (jpc)

Exit mobile version