“Kalau pembayaran pakai QRIS, yang sering bertanya justru konsumen. Bisa bayar pakai QRIS nggak? Masih jarang kasir yang menawarkan, mereka lebih sering meminta tunai. Ini yang perlu kita berikan pendidikan pada kasir,” ucapnya.
Lalu tantangan lain yakni jaringan telekomunikasi yang belum optimal secara menyeluruh di Sumbar. Hal itu dibuktikan, penggunaan QRIS masih didominasi dua kota besar di Sumbar, yakni Padang dan Bukittinggi. Sementara masyarakat daerah lain masih belum terlalu sering menggunakan QRIS dalam keseharian karena masalah akses internet.
“Oleh sebab itu kita akan terus berupaya dalam menyosialisasikan dan mengedukasi penggunaan QRIS di Sumatera Barat, bagaimana masyarakat jadi terbiasa meningkatkan kesadaran dalam penggunaan QRIS ini,” pungkasnya.
Sementara menurut, Deputi Kepala Perwakilan BI Sumbar, Dandy Indarto Seno, dengan tantangan yang dihadapi dalam peningkatan penggunaan QRIS, sosialisasi pada masyarakat harus terus dikencangkan. Menjelaskan lagi bahwa QRIS merupakan kanal pembayaran non tunai yang mudah dan cepat.
“Yang selama ini sudah menerapkan QRIS tetap kita beri sosialisasi agar mereka tetap komitmen menggunakannya,” ucapnya.
Pada kegiatan GEMA QRIS, BI Sumbar juga menyerahkan penghargaan terhadap lembaga penyelenggara jasa keuangan yang mencatatkan jumlah pengguna dan volume transaksi tinggi pada 2023. Juara 1 diraih Bank Mandiri Area Padang, lalu juara 2 Pos Logistik Indonesia, dan jura 3 Bank Nagari. (rgr)