OJK: Sektor Jasa Keuangan di Sumbar Stabil hingga Juli 2023, Turut Mendukung Pertumbuhan Ekonomi dengan Kinerja Positif

WAWANCARA-Pelaksana Tugas Kepala OJK Sumbar, Untung Santoso saat diwawancarai wartawan.

PADANG, METRO–Otoritas Jasa Keua­ngan (OJK) menilai kondisi sektor jasa keuangan di Sumatra Barat (Sumbar) sampai posisi Juli 2023 tetap stabil dengan kinerja yang tumbuh positif, likui­ditas yang memadai dan tingkat risiko yang terjaga.

Hal itu diungkap Pelaksana Tugas Kepala OJK Sumbar, Untung Santoso saat memaparkan per­kem­bangan jasa keuangan di Sumbar kepada awak media, Selasa (19/9. Menurutnya, kinerja sektor jasa keuangan tersebut turut mendukung pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumbar yang menunjukkan kinerja positif.

“Hal itu tercermin dari meningkatnya pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan II-2023 (yoy) sebesar 5,14 persen, dari sebesar 4,80 persen pada triwulan I-2023, tekanan inflasi di Provinsi Sumbar pada Juli 2023 (yoy) turun menjadi 1,31 persen, dari sebesar 2,95 persen pada triwulan I 2023,” jelas Untung Santoso.

Ditambahkan Untung Santoso, kinerja industri perbankan di Sumbar tumbuh positif seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Sumbar. Pada Juli 2023, aset perbankan tumbuh 4,40 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 77,47 triliun dan penyaluran kredit tumbuh 6,29 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 66,85 triliun. Sementara itu penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) terkontraksi sebesar 3,53 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 53,30 triliun.

Selain itu, dikatakan Untung Santoso, untuk ki­nerja perbankan syariah, terdapat peningkatan aset sebesar 18,76 persen (yoy) menjadi sebesar Rp10,04 triliun dengan penghimpunan DPK meningkat se­besar 17,67 persen (yoy) menjadi sebesar Rp9,37 triliun dan penyaluran pembiayaan meningkat 22,34 persen (yoy) menjadi sebesar Rp8,04 triliun.

|Penyaluran pem­bi­a­ya­an untuk investasi tumbuh 23,87 persen (yoy), konsumsi 23,70 persen (yoy) dan modal kerja 16,76 persen (yoy). Risiko pembiayaan masih terjaga de­ngan rasio NPF 1,72 per­sen, dan rasio FDR 85,83 per­sen,” ulasnya.

Untung Santoso menuturkan, Industri BPR dan BPRS di Sumbar juga me­nunjukkan kinerja yang baik. Aset tumbuh 8,02 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 2,44 triliun, penghimpunan DPK tumbuh 1,32 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 1,84 triliun, dan pe­nyaluran Kredit/Pembiayaan meningkat 9,81 persen (yoy) menjadi sebesar Rp1,87 triliun.

“Penyaluran kredit pem­biayaan untuk investasi tumbuh 13,79 persen (yoy), konsumsi 5,29 persen (yoy) dan modal kerja 11,11 persen (yoy). Risiko kredit masih terjaga de­ngan rasio NPL/NPF 8,22 persen, dan rasio LDR/FDR 101,61 persen,” tambahnya.

Berdasarkan sektor eko­nomi, menurut Untung Santoso, penyaluran kre­dit Bank Umum terbesar pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran yaitu sebesar Rp 17,20 triliun dengan rasio NPL 3,35 persen, kemudian disusul oleh industri Pertanian, Perburuan dan Kehutanan sebesar Rp­10,49 triliun dengan rasio NPL 2,05 persen

“Sementara penyaluran kredit pada sektor Pe­nyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum, yang merupakan sektor pendukung pariwisata Su­matera Barat, mencapai Rp. 1,01 triliun dengan NPL 2,49 persen,” katanya.

Pada Industri Pasar Modal, dikatakan Untung Santoso, jumlah Single Investor Identification (SID) terus mengalami pening­katan. Pada posisi Juli 2023, total SID berjumlah 159.544 investor yang tumbuh se­besar 22,20 persen (yoy), dengan total SID saham mencapai 69.402 Investor, yang tumbuh sebesar 19,66 persen (yoy), dengan total nilai transaksi s.d. Juli 2023 adalah sebesar Rp 6,32 triliun.

“Demografi investor Pasar Modal di Sumbar didominasi oleh investor dengan usia 18 sampai dengan 25 tahun yang men­capai 39,50 persen dengan total aset sebesar Rp 32,17 miliar, kemudian usia 26 hingga 30 tahun sebanyak 28,39 persen de­ngan total aset sebesar Rp 90,20 miliar,” ungkap Untung Sansoso.

Untuk Industri Keua­ngan Non Bank, khususnya Perusahaan Pembiayaan, pembiayaan yang disalurkan posisi Juli 2023 menga­lami pertumbuhan 13,49 persen (yoy) menjadi sebesar Rp5,15 triliun, dan Non Performing Financing (NPF) mengalami perbaikan men­jadi 2,85 persen di­banding posisi yang sama tahun lalu sebesar 2,99 persen.

“Pada Januari sampai dengan Juli 2023, KOJK Sumbar telah menyelenggarakan 21 kegiatan edukasi dengan sasaran peserta meliputi masyarakat u­mum, pelajar, pelaku UMKM, penyandang disabilitas serta perempuan dan Ibu Rumah Tangga.  Kegiatan edukasi tersebut dilakukan dengan target meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap tugas OJK, produk dan la­yanan industri jasa keua­ngan, serta waspada investasi ilegal,” kata dia.

Di bidang pelindungan konsumen, dikatakan Untung Santoso, dari Januari sampai dengan Juli 2023, pada Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) tercatat sebanyak 1.776 layanan masyarakat yang berdomisili di Sumbar. (rgr)

Exit mobile version