Menurut bapak Empat orang anak, Bagas Adiwitya Baraja (SMP al kautsar), Catrin Aqila Zalni (kelas 5 SD Pangkalan), Humairah Aqila Zalni, dan Nada Aqila Zalni, di tengah keberhasilannya beternak burung Puyuh petelur bukan tanpa ada hambatan dan tantangan.
Namun, dirinya menjadikan setiap tantangan yang ada, sebagai peluang. “Di awal awal saya beternak Burung Puyuh itu, hasil belajar dari teman, orang-orang yang saya kenal. Kuncinya kita harus terus belajar, pada siapa saja. Kemudian kesungguhan, jika itu sudah ada maka bisa jadi tantangan itu jadi peluang. Mulai dari beternak Puyuh yang sehat dengan menggunakan bahan herbal dari tanaman seperti Kunyit dan Jahe untuk meningkatkan imun serta anti biotik,” ucap Serda Masrizal.
Kini bahkan hasil telur Burung Puyuh Serda Masrizal, ikut menyuplay ketersediaan telur puyuh di Lima Puluh Kota dan provinsi tetangga seperti Riau, Sumut, Jambi dan Bengkulu. Selain itu, masyarakat sekitar juga kecipratan dampak usaha peternakan Burung Puyuh petelur milik Serda Masrizal, dimana hasil kotoran burung Puyuh dijadikan untuk pupuk kandang tanaman Padi dan palawija bagi masyarakat sekitar.
Tidak saja itu, Serda Masrizal sudah menginspirasi banyak masyarakat dan pemuda terutama sekitar Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau untuk ikut berusaha beternak Burung Puyuh Petelur. Dan saat ini sudah ada di Nagari Sarilamak, Enam orang masyarakat yang berusaha di sektor peternakan burung Puyuh seperti Serda Masrizal.
Pria tamatan SD Inpres Sarilamak, SMP 3 Tarantang dan STM Kosgoro Bonai Payolansek, Payakumbuh angkatan 2000, tidak pelit untuk berbagi ilmu pengetahuan bagaimana cara beternak burung Puyuh baik bagi pemula maupun sesama peternak. Bahkan kini dengan kecanggihan teknologi informasi, para peternak khusus burung Puyuh sudah bersatu dalam satu grup WhatsApp.
“Ada grub WA kita para peternak. Disitu kita berbagi terkait kendala dan cara beternak yang sehat. Disana juga kita menyampaikan kalau ada burung Puyuh kita yang akan dijual karena sudah kir atau tidak produktif lagi, semua ada pasarnya dan ada jalannya. Jadi yang penting ada kemauan, pasti ada jalan,” ucap Serda Masrizal mensuport generasi muda untuk tidak malas-malasan.
Dirinya yang sudah berdinas selama 20 tahun dan pertama berdinas ditempatkan di Batalyon 131 Braja Sakti bagian Proposal dari tahun 2002-2012, kemudian menjadi Babinsa Koramil 02 Pangkalan, Kodim 0306/50 Kota, di Nagari Pangkalan dengan 11 Jorong dan 12.600 KK, sudah menjadi kebiasaan sehari-harinya menjadi pengayom bagi masyarakat dalam menciptakan ketentraman dan kenyamanan. Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang dibinanya di Nagari Pangkalan dalam berbagai usaha, juga jadi modal baginya untuk sukses dalam peternakan Burung Puyuh.
Dan sektor peternakan burung Puyuh di Kabupaten Lima Puluh Kota saat ini sudah banyak digeluti masyarakat setempat. Disamping memang menjanjikan secara ekonomi, beternak Burung Puyuh petelur tidak harus dengan modal besar seperti Ayam petelur. Disamping itu, pemeliharaannya juga tidak terlalu rumit dan sulit.
Jelas saja, sektor peternakan unggas baik itu Burung Puyuh, Ayam petelur dan Itik di Kabupaten Lima Puluh Kota yang terdiri dari 13 Kecamatan dan 79 Nagari, menjadi penggerak dan ikut menggeliatkan ekonomi masyarakat. Terbukti dengan banyaknya masyarakat yang terlibat sebagai pekerja di sektor peternakan dari pelosok-pelosok desa. Kemudian juga menjadi penyuplai telur untuk daerah tetangga bahkan sampai ke-Provinsi Riau. (ramadalius)