Limapuluh Kota, METRO–Masyarakat Nagari Mungo, Kecamatan Luak, Kabupaten Limapuluh Kota mengeluhkan ketersediaan sumber air di daerahnya. Hal ini sangat mempengaruhi sumber kehidupan masyarakat setempat, khususnya bagi mereka petani ikan.
Warga menyampaikan keluhan tersebut kepada Ketua DPRD Sumbar Supardi saat melakukan kegiatan reses ke daerah tersebut. Senin (24/7).
Seperti disampaikan Julius, salah satu tokoh masyarakat . Mungo sangat terkenal dengan usaha perikanan, salah satu yang menjadi ikon adalah gurame merah. Jenis ikan ini telah mendapatkan hak paten dari kementerian Kelautan dan Perikanan. “ Namun sayang kebutuhan air daerah ini menghambat pengembangan,” ungkapnya.
Katanya, Mungo ada tiga titik sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat, namun sekarang sarana itu tidak berjalan sesuai fungsi karena dana operasional masyarakat tidak ada.Di Nagari Mungo juga terdapat banyak kolam ikan, terutama pada daerah bawah. Biasanya, empat dari 11 jorong di Nagari Mungo sumber airnya adalah Batang Tabik, seiring berjalannya waktu tidak lagi, karena salurannya rusak.
“Dengan keterbatasan yang ada, banyak kolam-kolam itu akhirnya menjadi ladang jagung,” bebernya.
Intan Yunita Kepala UPTD SD 03 Mungo mengatakan, juga mengeluhkan kesulitan air di sekolahnya. Katanya, pada tahun 2010, sumber air memang sumur bor atas bantuan dinas perikanan, namun sudah tidak berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sekolah.
”Jumlah murid kami 48 orang, jika masuk waktu Zuhur dan Asar mereka selalu terkendala untuk berwudhu,” katanya.
Menanggapi persoalan yang dihadapi Masyarakat nagari Mungo, Supardi mengatakan, untuk semua persoalan yang disampaikan, diharapkan masyarakat bisa memberikan dalam bentuk proposal yang ditembuskan kepada ketua DPRD Sumbar melalui wali nagari, sehingga bisa ditindaklanjuti ke dinas terkait.
Persoalan air memang menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk masyarakat Mungo, diharapkan kedepan bisa dicarikan solusinya bersama-sama.
Wali Nagari juga diharapkan proaktif dalam mendata sumber-sumber air yang sangat butuh diperbaiki. “ Carikan sumber sumber airnya terlebih dahulu, sehingga nantinya kita akan lakukan pemasangan pipa untuk dialiri ke daerah Mungo sebagai alternatif sumber air,” katanya.
Supardi menyampaikan aspirasi yang disampaikan masyarakat akan dicatat sebagai masukan untuk program pembangunan provinsi. (hsb)