Bank Indonesia Resmikan 4 Pasar SIAP QRIS di Sumbar

PASAR SIAP QRIS-Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumbar, Wahyu Purnama A saat meresmikan 4 Pasar SIAP QRIS di Bukittinggi dan Tanahdatar.

BUKITTINGGI, METRO–Bank Indonesia  wila­yah Sumatra Barat terus mendorong upaya memperluas akses terhadap sistem pembayaran nontunai menggunakan Quick Respon Indonesia System (QRIS) atau QR Code. Se­telah di Kota Padang, se­jumlah pasar di beberapa daerah di Sumbar kembali diresmikan sebagai Pasar SIAP QRIS.

Kepala Kantor Perwa­kilan Bank Indonesia Sumbar, Wahyu Purnama A meresmikan beberapa pa­sar di Kota Bukittinggi dan Batusangkar Kabupaten Tanahdatar sebagai Pasar Siap QRIS di Kota Bukittinggi, Selasa (25/10). Pasar-pasar tersebut adalah Pa­sar Atas, Pasar Bawah dan Pasar Aur Kuning di Kota Bukittinggi serta Pasar Se­rikat C di Batusangkar Ka­bupaten Tanahdatar.

“Meskipun saat ini telah banyak aplikasi e-commerce yang mendukung jual-beli barang secara online, namun peran pasar tidak tergantikan. Hal ini menunjukkan betapa pen­tingnya peran pasar bagi perekonomian,” kata Wah­yu.

Ditambahkan Wahyu, menjawab tantangan da­lam perkembangan sistem pembayaran, di mana ma­syarakat menginginkan kemudahan, keamanan dan kenyamanan bertransaksi seiring perkemba­ngan teknologi digital, Bank Indonesia melakukan pe­ngembangan instrumen pembayaran nontunai (cashless).

“QRIS merupakan i­novasi dalam sistem pembayaran dari sistem tunai menggunakan uang Rupiah secara fisik atau kartal menjadi sistem digital untuk mengutamakan kemu­dahan, kenyamanan dan keamaan dalam bertransaksi,” lanjut Wahyu.

Wahyu menegaskan, belajar dari pengalaman pada masa pandemi Co­vid-19, sudah saatnya para pelaku ekonomi, terutama pedagang memiliki alternatif pembayaran tunai dan nontunai. Hal itu sekaligus meningkatkan kelas para pedagang, dengan menggunakan sistem nontunai dalam bertransaksi.

Bank Indonesia memi­liki tujuan tunggal yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah memiliki tugas utama menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta menjaga stabilitas sistem keuangan.

Menurut Wahyu, transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat seiring dengan perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking. Pada Triwulan III 2022, nilai transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 35,79 persen (year on year/yoy) dan nilai transaksi di­gital banking meningkat 29,47 persen (yoy). Pe­ning­katan digital banking di­perkuat perluasan QRIS yang mencapai sebanyak 21,8 juta merchant se-Indonesia, sementara di Su­matera Barat tercatat 321.­698 merchant pada Oktober 2022. Juga diperkuat oleh digital payment yang seba­nyak 25,1 juta pengguna se-Indonesia, sementara di Sumatera Barat seba­nyak 347.187 pengguna berdasarkan data periode September 2022) atau 68,26 persen dari target untuk menumbuhkembangkan pengguna baru QRIS sebanyak 386 ribu.

Untuk mendukung per­kembangan ekonomi, peng­gunaan pembayaran digital dan mendorong kon­sumsi masyarakat, Bank Indonesia bersinergi dengan beberapa kemen­terian menumbuh kem­bangkan implementasi pro­gram S.I.A.P QRIS (Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai QRIS) untuk mendukung peningkatan digitalisasi daerah, governance pengelolaan keuangan dan peningkatan pendapatan daerah. Secara kuantitas hal itu sejalan dengan pencapaian 15 juta pengguna baru QRIS pada tahun 2022.

“Kami berharap, de­ngan telah bergeraknya pasar-pasar tersebut kepada sistem pembayaran nontunai melalui QRIS, menjadi langkah maju da­lam aktivitas perekonomian masyarakat yang lebih mudah, aman dan nyaman. Melalui langkah ter­sebut diharapkan pergerakan ekonomi dapat dipacu lebih cepat dalam rangka pemulihan ekonomi pascapandemi,” tutupnya. (rgr)

Exit mobile version