Pensiunkan PLTU 6,7 GW, PLN Jajaki Pendanaan dari Sejumlah Lembaga Keuangan Internasional

Darmawan Prasodjo Direktur Utama PLN

Nusa Dua, METRO–PT PLN (Persero) terus jajaki peluang kerja sama dengan lembaga keuangan internasional untuk mendukung penghentian operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mencapai 6,7 gigawatt (GW) hingga 2040.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo me­ngatakan untuk memensiunkan PLTU, PLN tidak bisa berjalan sendiri. Menurutnya, mekanisme pensiun dini pada PLTU batu bara akan dilaksanakan secara bertahap baik secara na­tural maupun pemensiunan lebih cepat ( early retirement) dan menggantinya dengan energi baru terbarukan (EBT).

“Kami terus berproses dengan mitra dan lembaga investasi global. Kami tidak akan melanjutkan o­perasional PLTU yang su­dah usang,” ujarnya.

Dari total 6,7 GW yang bakal terminasi pada 2040, terbagi atas 3,2 GW pembangkit yang berhenti be­roperasi secara natural, sementara 3,5 GW menggunakan skema early retirement.

Selain early retirement, PLN akan mencapai NZE di 2060 dengan mengoperasikan PLTU dengan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) sebesar 19 GW. Inisiatif lainnya seperti biomass cofiring di beberapa PLTU juga akan dilakukan untuk mencegah emisi di masa mendatang

“Kita juga lakukan pen­dekatan menggunakan tek­nologi, misalnya melalui co-firing,” ujarnya.

Saat ini, PLN telah me­la­kukan cofiring biomassa di 33 PLTU, Selain itu, PLN juga melaksanakan studi bersama dengan Mitsu­bishi Power dan IHI untuk co-firing  Ammonia, dan berkolaborasi dengan ITB untuk cofiring Hydrogen di Pesanggaran, Bali

Darmawan me­nam­bah­kan bahwa mengembangkan co-firing tidak hanya bicara soal subtitusi batu bara, tetapi soal mendorong ekonomi kerakyatan. Pasalnya, biomassa yang digunakan sebagai co-firing menggunakan sumber daya yang bera­sal dari sekitar pembangkit.

“Kalau kita bicara co-firing, kita juga bicara eko­nomi ke masyarakat, ad­ding value, dan mengentaskan kemiskinan,” pung­kasnya.

Sebelumnya, PLN juga telah menjalin kerja sama Asia Development Bank (ADB) melalui skema Energy Transition Mechanism (ETM). Salah satu proyek transisi energi yang digarap oleh pemerintah Indonesia dengan skema ETM ini adalah early retirement PLTU.

Untuk bisa memensiunkan PLTU, PLN tentu butuh dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu,  ETM ha­dir sebagai salah satu stra­tegi pembiayaan untuk memensiunkan PLTU lebih awal. Melalui gerak aktif PLN dan ADB serta dukungan pemerintah Indonesia, isu soal transisi energi bisa menjamur di masyarakat. (ade/rel)

Exit mobile version