Festival Pamalayu Kalobarasi dengan Kenduri Swanabumi

Festival Pamalayu. --Kapal yang digunakan saat Festival Pamalayu. 

DHARMASRAYA, METRO–Selain perayaan peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke -77 tahun 2022 ini, pesta rakyat juga digelar di Kabupaten Dharmasraya. Salah satunya Festival Pamalayu Kenduri Swarnabhumi, dengan tema Keselaran Alam Raya yang akan dimulai dari tanggal 18 sampai tanggal 23 Agustus 2022, di Komplek Candi Pulau Sawah, Nagari Siguntur.

Festival Pamalayu kali ini akan dikalobarasikan dengan agenda Kenduri Swanabumi yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek bekerja sama dengan berbagai pemda terkait, salah satunya Kabupaten Dharmasraya.

“Festival Pamalayu kali ini mendapat dukungan penuh pemerintah pusat melalui Ditjen Kebudayaan, kita berharap melalui kolaborasi ini apa yang menjadi tujuan bersama ini dapat tercapai,” kata Sektretaris Daerah Kabupaten Dharmasraya, Adlisman melalui Asisten II Yefrinaldi, saat dikonfirmasi Kamis (4/8)

Dikatakannya rangkaian kegiatan festival pamalayu dimulai secara resmi pada 18 Agustus 2022. Dihari yang sama juga akan berlangsung pemecahan rekor muri Memasak Makan Tradisional.

Selajutnya, akan dilaksanakan pemeran Artefak Kuno dan Produk UMKM 18-23 Agustus. Katanya seluruh artefak kuno yang ditemukan di Dharmasraya, yang disimpan di BPCB Sumbar, dan museum Adityawarman akan dipamerkan nantinya.

Kemudian akan juga digelar kegiatan literasi 19-23 Agustus, seperti seminar ancaman kerusakan DAS Batang Hari, seminar perkembangan kesenian di era digital, musikalilasi puisi, dan lomba vlog dan essay.

Seterusnya, pada 23 Agustus akan ada atraksi Arung Pamalayu (Pelepasan Tim Susur Budaya Sungai Batang Hari), Penanamam Pertama Pusat Budidaya Tanaman Rempah, Makan Bajamba, Drama Kolosal Dara Petak dan Dara Jingga.

“Saat penutupan rangkaian festival pamalayu akan dilakukan pelepasan tim susur budaya sungai Batang Hari sekaligus pertanda Pembukaan Kenduri Swarnabumi dimulai dari hulu Dharmasraya dan berakhir di hilir Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi,” katanya.

Diungkapkannya sebanyak sembilan daerah di wilayah daerah aliran sungai Batanghari telah menyatakan komitmen menggelar Kenduri Swarnabhumi yang ditandai dengan penandatangan secara simbolis beberapa waktu lalu.

Sembilan Pemerintah Daerah DAS Batanghari yang hadir pada rapat koordinasi ini yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Muaro Jambi, Kota Jambi, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Merangin, Kabupaten Tebo, Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, dan Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat.

Sementara, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid mengatakan, kenduri ini bukan hanya sebatas kegiatan, namun merupakan gerakan kebudayaan untuk mengingatkan kembali ingatan masyarakat tentang pentingnya sungai dalam kehidupan sehingga harus meletakkan kebudayaan di hulu pembangunan.

Hilmar Farid memaparkan, Kenduri Swarnabhumi ini berupa kegiatan arung budaya dengan salah satu tujuannya adalah dapat lebih menjalin kesatuan antar Kabupaten dan Kota.

Terpisah,Direktur Pelindungan Kebudayaan, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti menyampaikan bahwa

Ekspedisi Sungai Batanghari merupakan salah satu upaya pelibatan dan transfer pengetahuan kepada generasi muda untuk melihat lebih jauh potensi berbagai tinggalan objek yang diduga cagar budaya dengan melakukan pendataan,

inventarisasi, pemetaan ekosistem, serta pemantauan dan evaluasi pelindungan cagar budaya sebagai objek pemajuan kebudayaan.

“Kita harus memandang lingkungan tempat keberadaan warisan budaya beserta masyarakat pendukungnya sebagai satu kesatuan ekosistem yang hidup dan saling mempengaruhi serta memberi dampak manfaat untuk jangka panjang,” pungkasnya. (gus) 

Exit mobile version