Ilustrasi
PAINAN, METRO–Petani sawit semakin pusing. Harapan untuk kenaikan harga sawit sudah semakin jauh. Apalagi saat ini harga sawit semakin anjlok dari 500 per kg menjadi 400 per kg. Kondisi ini dikeluhkan warga petani sawit di Pesisir Selatan.
Menurut pengakuan Wandi (30), petani sawit di Indrapura, turunnya harga buah sawit menjadi Rp 400 per kg sudah hampir satu bulan.
Menurutnya, kondisi ini semakin memberatkan petani sawit, apalagi banyak warga yang menyandarkan kehidupan keluarganya dari hasil sawit.
”Saya sendiri, meski punya lahan sawit 1,5 hektare, dengan kondisi harga anjlok saat ini, rasanya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Setiap panen hanya dapat uang Rp500 – 600 ribu. Belum lagi biaya operasional lainnya,” ucap Wandi.
Dijelaskannya, dalam satu ton kelapa sawit upah panennya Rp150 ribu, jadi setiap kali panen saya harus membayar upah Rp225 ribu.
Jika hasil hasil panennya dikurangi dengan upah, sisa yang bisa dibawa ke rumah hanya sekitar Rp375 ribu.
Keluhan yang sama juga disampaikan Itas (40), warga Lengayang. Katanya, harga TBS itu sudah terasa sejak awal Juni 2015 sampai sekarang. ”Harga yang terendah masih Rp750 per kilogram, kini sudah Rp 400,” katanya.
Ia menambahkan cuma bisa berharap agar harga TBS kembali normal. ”Rp1.000 per kilogram, kami petani kelapa sawit sudah cukup senang,” katanya.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian Perdagangan dan Pasar Pesisir Selatan Edrianto, mengatakan untuk menjaga kestabilan harga TBS sawit di tingkat petani, maka jumlah pabrik harus ditambah dari semula.
Untuk memudahkan pembangunan pabrik sawit maka petani diharapkan dapat bergabung dengan koperasi sawit yang sudah ada. (cr15)















