Kedekatan khusus dengan Anies karena Yenny pernah ditawari mengajar di Universitas Paramadina sepulang dari Amerika. “Ada kedekatan yang lebih khusus karena ketika saya pulang dari Amerika, Mas Anies nawari saya jadi dosen di Universitas Paramadina, beliau jadi rektornya. Jadi ada kedekatan khusus,” katanya.
Sedangkan kedekatan dengan Ganjar Pranowo lebih pada pertemanan. Ganjar disebut merupakan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga dekat dengan suami Yenny, Dhohir Farisi. “Mas Ganjar lulusan UGM, sama seperti suami saya. Kemudian, berangkat dari kaum nasionalis, keluarga Gus Dur juga sangat nasionalis dalam perjuangan kami. Jadi Mas Ganjar sudah seperti teman sendiri,” katanya melanjutkan.
Sedangkan Prabowo Subianto disebut memiliki kedekatan yang paling khusus karena menjadi ‘besan’ politik Gus Dur. Diketahui, suami Yenny Wahid adalah salah satu kader Partai Gerindra yang juga ikut dalam pemenangan Pemilu 2009 lalu.
“Dengan Pak Prabowo lebih khusus lagi, kenapa? Pak Prabowo pernah jadi ‘besan’ politiknya Gus Dur. Kenapa? Karena kadernya waktu itu, menikahi saya, walaupun sekarang sudah pindah partai ke PSI,” ujarnya Yenny.
Bahkan, Yenny mengaku ada ‘peran’ Prabowo pada pencarian jodohnya. “Tapi, kita sangat dekat. Dan saya sangat berterima kasih sama Pak Prabowo walaupun bercanda mungkin ya, tapi saya punya rasa terima kasih khusus karena berkat kampanye untuk Pak Prabowo tahun 2009 saya ketemu suami saya,” katanya lagi.
Khofifah dan Yenny saat ini punya potensi menjadi Cawapres, karena punya basis massa dan sejarah yang kuat. Khofifah dengan NU-nya dan Yenny dengan Gusduriannya. Keduanya sama-sama diharapkan bisa menang di Jawa Timur yang punya pemilih kedua terbesar di Indonesia setelah Jawa Barat sekitar 31,4 juta pemilih.
Faktor perempuan sepertinya mulai diperhitungkan oleh partai politik dan Bacapres. Karena itu adalah ‘jualan’ yang sangat kuat. Indonesia baru pernah punya wakil Presiden perempuan dan Presiden perempuan yang orangnya sama, Megawati Soekarnoputri. Itupun saat masih pemilihan di MPR RI, bukan secara langsung. Karena saat pemilihan Presiden langsung 2004 dan 2009, Mega dikalahkan SBY dua kali.
Kini, ada peluang Indonesia mengulang sejarah dengan menjadikan Khofifah atau Yenny Wahid sebagai wakil Presiden. Ketiga orang Capres terkuat, sepertinya sama-sama melirik Jawa Timur untuk dijadikan target ‘pasar’ mereka. Karena Prabowo akan kuat di Jawa Barat, Anies di DKI Jakarta dan Ganjar di Jawa Tengah. Sementara di Jawa Timur, masih ‘kosong’ dari Capres potensial.
Untuk itu, posisi Cawapres dari Jawa Timur sangat menentukan. Meski sebenarnya Prabowo sudah ada Ketum PKB Muhaimin Iskandar yang juga dari Jawa Timur dan Anies yang tak perlu jauh-jauh karena ada AHY dari Jawa Timur juga. Sementara Ganjar memang belum punya calon Wapres dari Jatim, dan berpeluang Khofifah dan Yenny Wahid yang bakal dikejarnya.
Soal perempuan dan laki-laki, Proklamator Indonesia Soekarno pernah berujar, “Laki-laki dan perempuan adalah seperti dua sayap dari seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; Jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.” Meski perempuan hari ini belum bisa jadi Capres, minimal Cawapres ada. Ingat, pemilih terbanyak dan loyal itu adalah perempuan. (Wartawan Utama)




















