PADANG, METRO–Program Bioskop Mini Kito yang sempat mati suri sejak tahun 2019 , kini kembali hadir di Kota Padang. Untuk gelar perdananya digelar di Cafe Kopi Boy, Minggu malam (18/6). Program Bioskop Mini Kito ini dulunya digagas oleh Gelanggang Film Serumpun, sebuah koperasi yang bergerak di bidang perfilman. Namun, sejak tahun 2019 program ini tidak aktif lagi. Sekarang melalui Honesty Creative, mengambil alih program Bioskop Mini Kito dari Gelanggang Film Serumpun.
Pada malam tampil perdananya itu, digelar pemutaran film durasi pendek berjudul, “Atap Surga” karya Andres Muhardi. “Kita mencoba reborn kembali dengan bekerjasama dengan Kopi Boy,” ungkap Oscar, Founder Honesty Creative.
Menurut Oscar, program Bioskop Mini Kito ini akan hadir setiap minggu. Selain pemutaran film juga digelar kegiatan meet and great, diskusi tentang film dari sudut mana pun. Ada juga update knowlegde dari teman-teman sineas film. Termasuk juga pengetahuan bagaimana memasarkan film, cara membuat film menjadi awarness atau branding.
“Melalui Bioskop Mini Kito ini kita ingin menampilkan film mereka yang membuat industri film. Untuk tayang tentu kita minta izin kepada pemilik film untuk menayangkan. Diharapkan film yang akan ditayangkan sebaiknya sebelum tayang di youtube, agar bisa dibahas terlebih dahulu tentang filmnya,” harapnya.
Oscar menilai, sebenarnya di Provinsi Sumbar, cukup banyak pembuat film (film maker). Namun mereka tidak tahu di mana mau ditayangkan, karena tidak ada medianya.
“Mereka tidak ada medianya, hanya ditayangkan untuk konsumsi sendiri dan komunitasnya. Dengan hadirnya Bioskop Mini Kito ini, kita berharap yang mengkonsumsi film mereka bisa lebih banyak. Filmnya terserah mau film durasi panjang maupun pendek, yang penting orisinil karya mereka,” harapnya.
Oscar berharap reborn-nya Bioskop Mini Kito ini, jika diminati ke depan, maka dampaknya akan banyak sineas yang film karyanya bakal tayang di Bioskop Mini Kito. “Jika ini terwujud, maka alternative pemutaran filmnya akan kita siapkan festival film nantinya,” harapnya.
Konten Kreator dari Batu Sangkar Kabupaten Tanah Datar, Randi Fajar Pratama mengaku baru pertama kali datang ke Bioskop Mini Kito. Dengan bertemu sineas film di program ini, maka dirinya juga siap bekerjasama untuk promosi film yang tayang di Bioskop Mini Kito ini melalui konten media sosial (medsos)-nya.
Pemerhati Film dan Budaya, Dibya Prayassita Somya Rosa Dibya mengatakan, perjalanan perfilman di Sumbar, termasuk tokoh dan penggagas film di daerah ini, selalu tetap eksis. Karena itu hadirnya Bioskop Mini Kito setiap minggu akan menjadi event yang positif bagi dunia perfilman di Sumbar.
Menurutnya, produksi film di Sumbar harus tetap berjalan dan bisa menjaring komunitasnya. Karena dengan adanya komunitas perfilman bisa mengembangkan wawasan. Sehingga perfilman di Sumbar bisa bergerak ke tempat lebih tinggi seperti festival film regional, nasional dan internasional.
Eksekutif Produser Film Pulang Kabalun, mengatakan, dengan kreativitas maka seseorang bisa berkarya melalui perfilman. “Karena itu manfaatkan sisa usia kita ini untuk berkarya,” ajaknya.
Andres Muhardi yang melahirkan film durasi pendek berjudul “Atap Surga” mengatakan, dirinya memilih fokus film berdurasi pendek, karena bisa mengangkat hal yang menarik soal keresahan masyarakat dengan konsentrasi menggali satu point saja.
“Dengan film durasi pendek kita bisa membicarakan sesuatu yang mungkin saja besar efeknya dalam waktu singkat. Kita bisa membahas satu masalah intinya saja. Bisa dilatih mencari inti dari masalah. Film pendek suguhkan angle (sudut pandang) yang kecil saja. Yang tidak terungkap dan bisa gali lebih dalam,” ungkapnya.
Andres juga menyampaikan makna dari film berdurasi pendek berjudul “Atap Surga” karyanya yang ditayangkan malam itu. Film tersebut menurutnya, membahas isu soal anjing memijak karpet masjid. Di mana hal ini menjadi persoalan toleransi yang bersinggungan dengan hal sepele, namun menjadi haram dan halal. “Sederhana tapi menjadi isu besar terkait toleransi beragama,” ungkapnya. (fan)