SAWAHLUNTO, METRO–Minyak goreng di Kota Sawahlunto dalam minggu ini mengalami kelangkaan. Otomatis msyarakat tapakiek untuk mendapatkan minyak goring. Sehingga, memicu beberapa elemen masyarakat banyak berkomentar baik di medsos ataupun ketika duduk di kedai/lapau.
Dari pantauan koran ini dua hari pasaran dalam seminggu ini yaitu Rabu 9 Maret 2022 dan sabtu 12 Maret 2022. Memang kehadiran minyak goreng sawit ini langka dan harganya pun naik per liternya.
Menurut para pembeli untuk mendapatkan seliter minyak goreng (Migor) dibandrol harganya mencapai di kisaran Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu yang biasanya cuma Rp 12 ribu atau Rp. 14 ribu. Tapi karena mereka butuh harus dibeli. “Kami butuh untuk masak sehari-hari ya harus dibeli,” ujar El salah seorang pembeli Migor di pasar tradisional Sawahlunto.
Pedagang Sembako di pasar mengaku untuk mendapatkan Migor yang akan dijual harus pesan dulu dan harus tiap sebentar ditanya kepada pemasok. ” Kami harus rajin menghubungi via telepon agar stok migor kami tetap ada. Mengenai kelangkaan ini kami tidak tau sebabnya, kami harap seterusnya kembali seperti semula,” katanya.
Pengusaha minimarket juga mengaku, mereka sulit mendapatkan migor ini, menurut salah satu pengusaha minimarket ini terjadi. Disebabkan beberapa waktu lalu pihak Pemko Sawahlunto operasi pasar sehingga para distributor migor dari perusahaan migor tidak datang dan mengisi migor sawit ini.
Kepala Dinas Koperindag Mukhsis ketika dihubungi via WhatsApp menanggapi bahwa Walikota Sawahlunto sudah menyurati PT. Incasi Raya, untuk menentukan kuota migor di kota Sawahlunto. Dan juga meminta untuk ditunjuk agen atau distributor untuk Sawahlunto. ” Sehingga kebutuhan migor untuk Sawahlunto tidak menyambi-nyambi dengan agen dari daerah lain seperti Solok dan Padang,” ujar Mukhlis. (pin)