PADANG, METRO – Dari sembilan kelurahan di Kota Padang yang masuk nominasi Pengimplementasian Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, (ABS-SBK), Kelurahan Kampung Jua Nan XX, Kecamatan Lubeg, terpilih sebagai salah kelurahan yang ditinjau oleh tim peninjau yang untuk diberikan penilaian, Kamis (1/11).
Kedatangan Tim Penilai Pengimplementasian ABS-SBK itu disambut antusias warga setempat. Warga juga menampilkan beberapa kesenian Minang yang hingga saat ini masih dipertahankan di Kelurahan Kampung Jua Nan XX itu, seperti silek, randai, salawat badulang, basaranji dan lain sebagainya. Tak hanya itu saja, tim penilai juga diarak keliling kampung yang menandakan masih kentalnya adat istiadat di sana.
Peninjauan itu oleh tim penilai itu juga dihadiri oleh Kabag Kesra Setda Kota Padang, Camat Lubeg, KAN Kampung Jua, LKAAM Lubuk Begalung, cadiak pandai, bundo kanduang, Kepala Wilayah Pendidikan Kecamatan Lubeg, LPM, alim ulama, Limpapeh dan masyarakat setempat.
Kabag Kesra Kota Padang, Jamilus mengatakan, Pemko menggelar lomba pengimplementasian ASB-SBK ini dalam rangka pelestarian adat di Kota Padang. Pada tahun 2017, pihaknya sudah melaksanakan di 104 kelurahan dan sudah ditetapkan tiga kelurahan terbaik. Yaitu Kelurahan Kuranji, Kalumbuk, dan Gunung Sariak dan Wali Kota telah menetapkan Kecamatan Kuranji sebagai pertahanan ABS-SBK.
“Tahun 2018, kembali dilaksnakaan kegiatan hari ini merupakan rangkaian dari kegiatan sebelumnya dan sudah dilaksanakan sosialisasi di 11 kantor Camat. Didapatkan 9 kelurahan terbaik diundang ke Balai Kota untuk presentasi pelaksanaan adat di kelurahannya. Apa yang telah dipresentasikan itu, kemudian kita tinjau langsung ke lokasi,” kata Jamilus.
Jamilus menambahkan pihaknya mendatangi Kelurahan Kampung Jua ini, untuk peninjauan lapangan dan melihat langsung bagaiman pelaksanaan adat disini. Mengingat Kota Padang semakin maju, dan terkadang generasi muda melupakan serta meninggalkan yang namanya adat istiadat.
“Pemko sudah komitmen adat istiadat tetap dibudayakan dan dilestarikan. yang masuk nominasi ada 9 kelurahan, dan seluruhnya kita lakukan peninjauan. Dari hasil kunjungan, ternyata sangat luar biasa. hari ini kita menyaksikan kesenian nenek moyang, seperti salawat dulang, randai, pencak silat, pidato bahasa Minang, makan bajamba. Ini adalah kesenian dan kebiasaan kita di Minangkabau,” ungkapnya.
Jamilus menjelaskan ada beberapa kategori penilaian, yang intinya bagaimana penerapan adat istiadat di kelurahan ini. Dewan juri terdiri dari ketua Bundo Kanduang Sumbar, LKAAM Sumbar, LKAAM Kota Padang, Dinas Pendidikan Sumbar. Nantinya setelah peninjauan terhadap 9 kelurahan yang masuk nominasi, akan diambil 3 kelurahan terbaik.
“Kegiatan ini akan terus berkelanjutan, tahun depan juga akan dilaksanakan. Kita menjadikan Padang yang berbudaya dan beradat istiadat, sehingga bisa terus dipertahankan, dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi muda. Program ini pengimplementasian ABS-SBK,” ujarnya.
Lurah Kampung Jua Nan XX, Khaiwarni mengatakan, persiapan yang dilakukan untuk mengikuti lomba ini sudah dilakukan sejak satu bulan belakangan. Yaitu, dengan mengumpulkan semua tokoh masyarakat dan mengadakan rapat agar bersama-sama mensukseskan kampung ini bisa mendapatkan penilaian terbaik.
“Kita menampilkan beragam kesenian. Disini masih dipertahankan dan melestarikan adat istiadat, basanji, sawak dulang, babaki, dan baliak ka surau. Untuk melestarikannya, kami disini sudah sepakat antara niniak mamak yang limo kaum. Untuk kerapatan adat kita harus dengan bermusyawarah dan mempertahankan adat istiadat,” ungkap Khaiwarni.
Dengan masuk nominasi kelurahan ini, Khaiwarni menuturkan warga sangat antusias dan sangat mendukung. Semua persiapan sebelum peninjauan ini, berkat peran aktif dan partisipasi dari semua masyarakat sehingga kegiatan ini bisa dilaksanakan. Semua masyarakat menginginkan kelurahan ini bisa mendapatkan penilaian yang terbaik.
“Ini merupakan kebanggaan bagi kita dari 104 kelurahan, kita masuk nominasi dan ini yang pertama Kelurahan Kampung Jua Nan XX masuk nominasi. Kita akan bawa tim penilai ke rumah gadang kita, masjid tertua di sini tempat bersanji masih ada, ke sekolah, Masjid Rasul yang ada apotik hidup dan tempat menyulam,” tukasnya/
Ia berharap ke depan, semua warga bisa mempertahankan dan melestarikan adat istiadat di kampung ini. “Kita rangkul generasi muda agar mereka tetap memegang adat dan istiadat, dan peranan niniak mamak sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Camat Lubeg, Rosail Akhyari mengapresiasi Kelurahan Kampung Jua menjadi salah satu dari 9 kelurahan dinilai bagaimana pengimplementasian ABS-SBK. Tentunya, dalam penerapan adat istiadat harus dibiasakan agar tidak hilang mengingat zaman yang sudah semakin modern dan digital.
“Adat istiadat mestinya dilestarikan. Kelurahan ini, saya lihat sudah melestarikan dan mengimplementasikannya. Kalau di Kota Padang, hanya Lubeg yang menerapkan nama nagarinya sesuai dengan bahasa lokal dengan nama kampung dikasih nan XX . Kita juga sudah mengusulkan agar kecamatan juga dirubah menjadi nan XX. Nanti, seluruh usur elemen masyatakat akan mendandatangani kesepakatan untuk perubahan nama ini,” pungkasnya. (rgr)