PADANG, METRO–Ratusan mahasiswa dari Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sumatra Barat (Sumbar) menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Sumbar, Rabu (15/9) siang. Mereka menuntut agar tidak ada lagi PPKM di Sumbar dan percepat vaksinasi.
Pantauan koran ini, ratusan mahasiswa tersebut datang ke lokasi sekitar pukul 15.00 WIB. Mereka datang dengan memakai jaket almamater kampus masing-masing. Para peserta aksi juga membawa spanduk yang berisi tuntutan atau aspirasi yang akan disampaikan serta membawa keranda mayat sebagai aksi teatrikal mereka, yang melambangkan matinya keadilan.
Massa juga datang bersama satu mobil komando. Aksi yang digelar oleh hampir semua kampus di Sumbar ini mendapat hadangan dari pihak kepolisian yang berjaga di depan gerbang dan juga mengatur lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman agar tetap lancar.
Salah seorang orator dalam aksi dari atas mobil komandomenyebut Pemprov Sumbar gagal dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Bahkan, massa juga meminta Gubernur Mahyeldi dan Wakil Gubenur Audy keluar dari kantor untuk menemui pendemo. Namun, massa hanya ditemui oleh Jasman Rizal selaku juru bicara Satgas Covid-19 Sumbar.
“Pemerintah Sumbar seolah tidak bisa mengatasi pandemi di Sumbar ini, selain itu pandemi ini sudah 1,5 tahun di Sumbar. Tapi sampai saat ini belum ada perubahan yang dibuat oleh pemerintah Sumbar,” ujar orator, Imam Wahyudi Afrizon.
Menurut Imam Wahyudi Afrizon, Pemprov Sumbar belum maksimal dalam penanggulangan pandemi Covid-19. Mereka juga menegaskan status PPKM di Padang yang tidak jelas, sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat.
“Kami mahasiswa yang juga merupakan perwakilan dari orang tua, hari ini, sengaja meninggalkan kuliah demi menagih janji kampanye Gubernur Sumbar,” tegas s Imam Wahyudi Afrizon yang merupakan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP).
Menurut Imam, di Sumbar sampai saat ini belum ada kejelasan informasi terkait penanganan Covid-19. Seperti di Padang, apakah di Padang PPKM level 4 atau bagaimana, tidak ada disampaikan kepada masyarakat.
“ Dan kami sudah juga melakukan audensi dengan beberapa kedinasan. Dinas kesehatan juga tidak mengetahui kejelasan PPKM di Padang ini. Jadi dari itu kami perlu kejelasan dari Gubernur. Yang jelas, kami meminta tidak ada lagi perpanjangan PPKM di wilayah Sumbar,” ungkap Imam sembari menyebut sangat keberatan dan kecewa karena mereka dilarang masuk ke area kantor gubernur.
Sementara, Teza Kusuma, Presiden Mahasiswa Unand juga menyampaikan bawah penanggulangan pandemi di Sumbar tidak jelas. Ia juga menyinggung tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Kota Padang dan masalah vaksin yang tidak kunjung jelas.
“Kami juga ingin mengetahui bagaimana pemerintah melakukan penanggulangan masalah pandemi yang tak kunjung berkurang di Kota Padang dan juga tentang masalah PPKM level 4 yang tidak juga menurun sampai sekarang.” ucapnya
Irawan Ghoir Presiden Mahasiswa STKIP Azkia juga menyampaikan bahwa pihiaknya ingin mengetahui tentang seperti apa penegasan pemerintah di Sumbar dalam penanggulangan pandemi. Tentang vaksin yang belum maksimal dan juga tentang masalah penyalahgunaan dana Covid-19.
Wakil dari Presiden Mahasiswa UPI Afri mewakili harapan dari para mahasiswa menyampaikan agar penanggulangan pandemi ini bisa segara diselesaikan dan semua aktivitas bisa berjalan kembali seperti semula.
Layangkan Ultimatum kepada Gubernur Sumbar
Selain meminta tak ada lagi PPKM di Sumbar, melayangkan ultimatum kepada Gubernur Sumbar Mahyeldi agar capaian vaksinasi di Sumbar berada pada peringkat papan tengah di Indonesia.
“Maka kami meminta di awal Oktober Gubernur harus membuat vaksinasi di Sumbar harus di peringkat papan tengah. Dan juga dalam perpanjangan PPKM nanti, kami meminta di Sumbar ini tidak ada lagi Kota dan Kabupaten dalam level 4 PPKM ini,” ujar Apriyan Candra, Perwakilan BEM SB.
Apriyan Candra menegaskan, aksi demo ini juga bentuk kepedulian BEM SB atas keresahan masyarakat Sumbar. Bahkan, ia menilai Gubernur Mahyeldi gagal dalam penanganan Covid-19 di Sumbar.
“Gubernur gagal dalam penanganan pandemi ini, jadi kami meminta keseriusan dalam penanganan ini. Selain itu, semoga aksi kami ini ditindak lanjuti Gubernur. Agar Pandemi di Sumbar merendah. Kita akan melakukan demo lanjutan jika tuntutan mereka tidak direspons oleh Mahyeldi,” tegasnya.
Mewakili Gubernur, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sumbar yang juga Kadis Diskominfotik Sumbar, Jasman Rizal menyampaikan maaf dari Gubernur dan Wagub karena sedang ada tugas di luar.
“Apapun yang disampaikan tadi, telah kami dengar dan Insya Allah itu akan menjadi masukan yang berharga buat kami,” kata Jasman Rizal di depan ratusan mahasiswa.
Jasman mengatakan, semua masukan itu akan menjadi catatan dan akan ditindaklanjuti. Ia juga berjanji akan menyampaikan semua tuntutan mahasiswa kepada pimpinan.
“Kemudian saya ingin sampaikan, karena kita berjuang terkait masalah Covid-19. Bagi adek-adek yang ada masker tolong dipakai maskernya. Tolong ingatkan temannya untuk memakai masker,” pungkasnya. (rom)