BUKITTINGGI,METRO–Anggota DPR RI Komisi IX Ade Rezki Pratama mengimbau warga Sumatera Barat waspada namun tidak harus khawatir secara berlebihan terkait kasus gagal ginjal akut yang telah menimbulkan korban jiwa pada anak.
”Bukan tidak mungkin ini akan menjadi kasus luar biasa. Kami sudah lakukan rapat internal dengan Dinas Kesehatan di Sumbar sudah ada korban jiwa dari anak-anak. Ini harus jadi perhatian dan kewaspadaan,” katanya di Bukittinggi, Jumat.
Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan dan Badan POM, telah menelusuri penyebab gagal ginjal akut pada anak ini.
Menurutnya perlu kebijakan dan sosialisasi lanjutan terkait dengan dilarangnya beberapa obat kemasan yang diduga mengandung zat-zat penyebab gagal ginjal akut itu.
”Ini tentu akan membuat kebingungan atau kasus baru lagi karena orangtua tidak tahu apa yang akan dilakukan saat anak demam. Oleh karena itu kami meminta Kemenkes menindaklanjuti segera,” katanya.
Ia berharap penanganan penyakit ini segera membuahkan hasil sehingga tidak menambah daftar korban di Sumbar dan Indonesia umumnya.
Ade Rezki juga telah memberikan sosialisasi kesehatan secara masif di Sumbar, salah satunya menjadikan peran orang tua dalam kesehatan anak.
”Antaranya bagaimana menjadi orangtua harus benar-benar mempersiapkan diri sebagai pengasuh anak yang baik, orangtua harus memiliki konsep diri yang positif, orangtua harus berbagi peran dalam pengasuhan anak sesuai dengan porsinya masing-masing,” katanya.
Saat ini Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah menginvestigasi jenis bahan baku maupun produk obat yang diduga menyebabkan gagal ginjal akut.
Investigasi tersebut, menurut Muhadjir, harus juga melibatkan kementerian di luar koordinasinya yaitu Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.
”(Pak Menteri Kesehatan) sudah lapor ke saya tapi belum semua, karena saya harus mengundang dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian terutama karena kemungkinan ini bahan bakunya impor, bahkan mungkin obatnya itu sendiri impor,” kata Muhadjir di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta pada Jumat.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan tiga zat kimia berbahaya, yakni ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE) pada 15 contoh produk obat sirup yang diteliti dari pasien gangguan ginjal akut. Zat-zat kimia tersebut terdeteksi di organ pasien melalui penelitian terhadap 99 pasien balita meninggal akibat gagal ginjal di Indonesia. (pry)