Dalam pertemuan dengan Wakil Wali Kota Payakumbuh Erwin Yunaz, yang acap disebut Dian sebagai Wali Kota Randang, terus terang punya visi besar untuk rendang dan pengembangan UKM rendang, produk rendang, penguatan bisnis rendang dan hal lainnya. Baik untuk UKM rendang di Payakumbuh dan Sumatera Barat pada umumnya.
Gayung bersambut, kami berkolaborasi dengan Koperasi Sentra Produksi Rendang Payo Ikosero memproduksi Authentic Rendang Pasta untuk dapat dikenal lebih luas dengan ketersediaan lebih meluas di Indonesia dan luar negri. Jadilah anyeonghaseo (halo, red) rendang Minang ke Korea Selatan.
Keberangkatan menuju 17th International Fermentation Food Expo di Jeonju Korea Selatan yang diadakan di World Cup Stadium Jeonju ini merupakan hal yang sangat apik. Karena begitu meluasnya budaya KPop di Indonesia, sehingga langsung masuk ke Korea dengan memperkenalkan rendang dalam paduan Bumbu Maharajo sangatlah tepat.
Berbagai negara Asia saat ini melarang keras produk yg terbuat dari daging masuk ke negara mereka. Namun tidak dengan bumbu, Bumbu Maharajo diterima baik memasuki Korea Selatan.
Pameran yang berlangsung selama 4 hari ini dikemas efisien dan memang kegiatan bernas yang bukan sekadar kunker biasa ke luar negeri yang cenderung banyak liburannya daripada kerja atau beramai-ramai tanpa esensi.
Kami dan Wawako Payakumbuh Erwin Yunaz sejak hari pertama setiap harinya memasak rendang dengan Bumbu Maharajo, yang mana menggunakan santan instan dari Indonesia dan bahan daging sapi, ayam dan seafood dari pasar lokal Jeonju.
Bersama Erwin Yunaz bahu-membahu memasak rending dengan Bumbu Maharajo dan menyajikan serta memberikan informasi terkait rendang dan Bumbu Pasta Maharajo yang bisa mereka peroleh dengan harga 20 ribu Won untuk 4 Pouch.
Kegiatan dimulai dari pagi hingga jam 6 petang, suhu di Jeonju boleh dikata dingin berkisar 9-11 derajat Celsius namun tak menjadikan hal tersebut mengendurkan semangat kami.
Bagaimana tidak, booth Rendang Maharajo Ikosero menjadi sangat famous (terkenal) di kalangan konsumen dan panitia, beberapa orang bolak-balik datang ke booth mencicipi sajian rendang dan akhirnya berbelanja Bumbu Rendang Maharajo.
Misi yang luar biasa ini mendapat sambutan sangat baik dari pasar lokal dan masyarakat yang ada disana, mayoritas mereka mencicipi rendang untuk pertama kalinya seumur hidupnya, pedas hangat dan nagih.
Dikarenakan santan instan habis, kamipun menggunakan susu sapi segar sebagai pengganti santan, dan tak ayal para konsumen kaget karena susu bisa dipadukan dengan bumbu rendang dan bisa dinikmati bersama seafood, daging dan lainnya.
Orang Korea suka menikmati makanan hangat hangat dan booth Rendang Ikosero selalu diramaikan pengunjung, khususnya di saat kita menyiapkan rendang yang dimasak untuk dicicipi. Setiap memasak 10-15 Kg rendang dengan bumbu maharajo dan bahan lokal. Lelah memang namun sangat bangga karena lelah ini dibayar dengan antusias luar biasa dari kalangan tamu dan panitia setempat.
Kunjungan ke Jeonju ini, membawa 30 Kg Bumbu Maharajo dari Indonesia, memasak bersama dan menyajikan kebaikan dari Ranah Minang untuk masyarakat Korea.
Selama 4 hari pameran, Booth Rendang Ikosero aktif setiap hari memasak rendang, akhirnya tidak sempat mengunjungi objek wisata lokal sama sekali dikarenakan padatnya kegiatan di pameran.
Pak Wawako Erwin Yunaz sangat bersemangat sekali dan turut turun tangan memasak rendang setiap hari pameran. Bahkan beliau terlebih dahulu sampai di Korea dan menyiapkan booth Rendang Ikosero. Sementara Dian di hari berikutnya karena beda penerbangan.
Erwin Yunaz senang sekali dengan capaian yang diperoleh dalam mengikuti Pameran 17th IFFE di Jeonju Korea.
Bagi Dian pribadi, pameran di Korea kali ini impact-nya sangat baik. Booth Randang Ikosero yang memperkenalkan Bumbu Maharajo dan memasak rendang langsung di spot menjadi buah bibir dan famous di kalangan hadirin dan panita. Ssenang sekali tentunya menanggapi hal ini. Kunjungi situs resmi pariwisata Sumbar www.sumbar.travel. (**)