Jorong Batu Baselo, nagari Matua Hilia, kecamatan Matur, kabupaten Agam menyimpan potensi wisata yang besar, selain wisata religius berupa mesjid tuo sebagai bukti perkembangan Islam di Luhak Agam dan salah satu peninggalan sejarah perjuangan Tuanku Imam Bonjol, wilayah tersebut juga menyimpan potensi wisata alam yang saat ini belum terbenahi diantaranya, sumber mata air yang terletak tidak jauh dari mesjid.
Selain lokasi yang masih asri, mata air bersih yang keluar dari sela-sela bebatuan dikumpulkan dalam sebuah kolam sering dikunjungi wisatawan nasional dan mancanegara.
Seperti yang diungkapkan Arman (42) salah seorang pengunjung asal Sumatera Utara, mengatakan setiap pulang ke kampung halaman, ia beserta keluarga selalu menyempatkan diri untuk mandi di kolam Pincuran Gadang, “setiap pulang pasti kita mandi disini, air yang sejuk ditambah dengan pemandangan indah membuat anak-anak saya betah berlama-lama,” ujarnya.
Namun Asman mengeluhkan karena kolam dan lahan parkir yang dimiliki pincuran gadang terbilang kecil jika libur sekolah dan lebaran, kendaraan kesulitan untuk diparkirkan dan pengunjung tidak leluasa untuk berenang, “saat libur lebaran kolam mandi itu dipenuhi pengunjung jadi tidak leluasa untuk berenang,” lanjutnya.
Asman berharap objek wisata Pincuran Gadang bisa dikembangkan dan dikelola dengan baik, agar para pengunjung merasa aman dan nyaman, “kalau bisa ada stand kuliner, karena selama ini jika lapar kami terpaksa membawa nasi dari rumah atau beli nasi di luar sebelum menuju kolam,” harap Asman.
Sementara itu , Wali Nagari Matua Hilia Nurhamdi didampingi Wali Jorong Batu Baselo Ari Adrian mengatakan, pihaknya tengah melakukan renovasi berupa pembangunan kolam untuk anak – anak dan wanita. Selain itu, disekitar lokasi terdapat taman bunga yang telah diberi plang nama Pincuran Gadang.
“Untuk menyambut wisatawan, kita telah melakukan renovasi Objek Wisata Pincuran Gadang ini selama dua tahun terakhir dengan dana yang dianggarkan oleh Nagari,” ujarnya.
Dilanjutkannya, Objek Wisata Pincuran Gadang ini terdiri dari kolam pemandian dengan sumber mata air perbukitan yang jernih.
Selain itu, dilokasi juga terdapat objek wisata religius yang berupa mesjid tua berusia lebih hampir 2 abad yang merupakan bukti sejarah perkembangan Islam di Luhak Agam dan sekitarnya.
Mesjid tersebut merupakan salah satu peninggalan sejarah perjuangan pahlawan nasional Tuanku Imam Bonjol saat perang paderi yaitunya tempat menyebarkan ajaran Islam sekaligus basis pertahanan dan atur strategi perang gerilya, jelas Ari.
Selain itu, di tahun 2020 mendatang pihaknya juga akan menganggarkan pembangun microhydro atau pembangkit listrik dengan memanfaatkan yang berada disikatar Pincuran Gadang.
“Pembangkit listrik ini nantinya juga akan menjadi daya tarik pengunjung saat datang ke Objek Wisata Pincuran Gadang,” katanya
Ari mengaku, saat ini Objek Wisata Pincuran Gadang sangat diminati wisatawan lokal, tiap harinya bisa mencapai 100 pengunjung. Namun jika di akhir pekan bisa mencapai 5 kali lipat.
Disisi lain, Camat matur, Tommy TRD mengatakan, tahap awal ini pemerintah nagari sudah menganggarkan untuk pengembangan Pincuran Gadang, pihaknya akan menfokuskan untuk mempercantik penampilan, “kita akan jadikan lokasi tersebut seperti sebuah telaga yang dikelilingi taman bunga, dan dibuatkan tempat duduk untuk pengunjung bersantai,” jelasnya.
Lanjut Tommy TRD, untuk pembenahan nantinya akan dilaksanakan secara berkala, “sesuai dengan amanat yang diberikan Bupati Agam agar camat yang bertugas di Matur bisa mengembangkan wisata, kita akan terus berkoordinasi dengan pemerintah nagari dan masyarakat agar pembangunan bisa dianggarkan tiap tahunnya,” tutup Tommy TRD.(**)