Kabupaten Dharmasraya dikenal juga dengan sebutan Ranah Cati Nan Tigo yang terletak di Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 38 Tahun 2003, hasil pemekaran dari Kabupaten Sijunjung. Secara geografi Kabupaten Dharmasraya berada di ujung tenggara Provinsi Sumatera Barat dengan kontur tanah berupa berbukit, bergelombang, dan datar dengan variasi ketinggian dari 100 m – 1.500 m di atas permukaan laut. Dengan wilayah yang luas ternyata Dhamasraya memiliki objek wisata yang patut untuk di kunjungi.
Kerja keras Pemerintah Daerah Kabupaten Dharmasraya di bawah kepemimpinan Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan dan Wabub H Amrizal Dt Rajo Medan dalam mengembangkan sektor keparawisataan mulai dirasakan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kunjungan wisatawan ke kawasan Candi yang ada di daerah itu, diantaranya Candi Padang Roco dan Candi Pulau Sawah Jorong Sungai Lansek Nagari Siguntur Dharmasraya.
Juru kunci Candi Padang Roco, Rahmat, menjelaskan sejak terbukanya akses jalan dari Ibu Kota Kabupaten Dharmasraya, ke kawasan candi tepatnya di Jorong Sungai Lansek, tidak heran jumlah kunjungan meningkat hingga mencapai lebih kurang 200 orang per pekan. Ini dibuktikan oleh juru kunci dengan melakukan sistem absen kepada tamu yang datang baik dari dalam daerah di Indonesia maupun dari mancanegara.
Menurut Rahmat, ini tidak lepas dari gencarnya segala bentuk promosi atau pengenalan kepada khalayak oleh pemerintah daerah dan juga masyarakat. Hanya saja sebagai pengurus atau juru candi, setiap ada tamu dalam lawatannya untuk mengenal sejarah peradaban candi atau sekedar mendokumentasikan area candi, sekarang diwajibkan untuk didampingi oleh petugas jaga yang sudah diberi tunjangan oleh BPCB setiap bulan.
Komplek Candi, baik itu Candi Padang Roco maupun Candi Pulau Sawah telah memiliki fasilitas memadai untuk pengunjung. Selain area yang selalu bersih dan tamannya rindang yang selalu diurus oleh petugas, kelengkapan lain sarana WC Umum dan kamar mandipun tersedia di area.
“Kami bersyukur telah dibantu fasilitas umum dari instansi terkait seperti Dinas Pariwisata dan Dinas PUPR Dharmasraya, bahkan air dan listrikpun dibantu untuk menunjang kenyamanan pengunjung. Semua itu bisa dimanfaatkan oleh pengunjung dengan gratis bahkan masuk areapun gratis alias tanpa ada pungutan,” ungkap Rahmat.
Pengurus candi yang lain, Alif, juga menjelaskan, setiap hari Sabtu dan Ahad, tiga orang pengurus disana tidak mengenal libur. Selalu ada datang dari sekolah di Dharmasraya mengadakan outside the classroom atau belajar diluar kelas. Puluhan bahkan ratusan pelajar tersebut didampingi pengurus dan wali kelasnya mengorek pertanyaan sejarah candi, sepertinya mereka ingin tahu betul sejarah yang ada di Dharmasraya.
“Untunglah kami sebagai pengurus, yang diberi amanah disini, banyak menimba ilmu berkat pelatihan yang selalu diberikan oleh BPCB. Setidaknya dalam satu bulan kami dibawa secara bergiliran, tidak lain adalah diberi materi seputar situs atau sejarah di Indonesia, terkusus juga tambahan lain dari materi yang diberikan kepada kami yaitu masalah perawatan situs, kemudian langkah awal mengenalkannya kepada generasi kita, dilihat tadi sebelum masuk komplek telah terpasang sedikit pengenalan situs sejarah candi ini”, tutup Alif yang juga putra asli Nagari Siguntur tersebut.
Selain itu, Masyarakat Sumatera Barat khususnya kabupaten Dharmasraya sedang dilanda ‘Demam’ Festival Pamalayu yang dipusatkan di Komplek Candi yang berada di tepi sungai Batang Hari. Hal ini terlihat dengan antusiasnya masyarakat dari berbagai pelosok mulai dari Timpeh, Blok D Sitiung IV, berbondong-bondong menuju Komplek Candi Padang Sawah untuk ikut membantu Bupati dalam goro bersama membersihkan kawasan candi.
Ribuan masyarakat ini hadir dengan semangat yang tinggi, bahkan ada yang membawa satu keluarganya untuk goro massal yang telah terjadi selama satu minggu terakhir.
‘saya bersama istri dan 4 anak saya, sengaja datang kesini untuk membantu pak Bupati, Karena Beliau sangat bersemangat, makanya saya jadi semangat, apalagi ini lokasi bersejarah dan bersama pak Bupati dan Wabub juga hadir disini,’ ujar Parman 52 warga asal Blok D Sitiung IV
Ia menambahkan, sejak dimulainya pemberitaan tentang pamalayu, dan Candi Padang Roco dan Candi Pulau Sawah, kami terus mengikuti perkembangan melalui pemberitaan. Dan kami menjadi aktif bercerita tentang pamalayu baik di rumah maupun di masyarakat.
‘alhamdulillah, hari ini bisa datang lagi kesini sebagai peserta goro massal, dan ini membuktikan kecintaan kami kepada wisata sejarah. Dan pamalayu berhasil membuat kami makin jatuh cinta, terima kasih pak Bupati’ pungkasnya. (g)