Anak TK M. Nur Ikhlas Lomba Kolase di McDonald’s

PULUHAN siswa TK M. Nur Ikhlas di Gang Sarang Gagak, Andalas, Kota Padang mengikuti kegiatan lomba kolase di McDonald’s, baru-baru ini. Kegiatan ini dalam rangka kelas kreatif di tahun ajaran 2018-2019. Agar antara ibu dan anak menjalin kreatifitasnya, seperti menghias balon hingga membuat membuat es krim.
Setiba di lokasi murid-murid TK M. Nur Ikhlas sangat antusias dalam kegiatan kelas kreatif mereka mengikuti intruksi yang diberikan pihak McDonald’s. Sebelum mihat dapud McDonald’s para murid TK M. Nur Ikhlas mengikuti acara mewarnai yang telah dipersiapkan pihak taman kanak-kanak.
Setelah melakukan kegiatan mewarnai bersama siswa dan orangtua. Anak-anak TK itu mulai membuat antrian unruk masuk ke dapur McDonald’s yang dimana dalam hal ini dibiasakan agar para siswa tertib dan rapi dalam menunggu giliran. Kegiatan di dapur McDonald’s dilakukan dengan sangat tertib.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam dapur McDonald’s adalah pengenalan teknologi sederhana. Misalnya teknologi yang digunakn dalam menggoreng kentang, membuat burger, tempat menyimpan ayam goreng dan kulkas penyimpanan bahan-bahan yang digunakan oleh McDonald’s.
Tak hanya mihat kulkas dan tempat penggorengan, anak-anak juga diajarkan untuk membuat ice cream untuk mwreka sendiri. Setelah puas keliling dapur McDonald’s, satu per satu anak TK M. Nur Ikhlas diberi ice cream yang dilengkapi dengan ayam goren, nasi, dan air mineral. Terakhir semua rombongan kembali melanjutkan perjalanan ke sekolah.
Salah seorang guru TK M. Nur Ikhlas, Lin mengatakan kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengajak anak belajar sambil bermain. Konsep yang ada di TK M. Nur Ikhlas memang berbasis learning by doing, dimana siswa diajarkan mengenai sesuatu secara langsung.
“Jadi, siswa tidak hanya akan membayangkan apa yang disampaikan guru,” kata Lin di sela-sela kegiatan.
Dalam kegiatan ini, sebut Lin, siswa dikenalkan dengan proses produksi ayam goreng McDonald’s yang biasanya hanya dikonsumsi anak. Siswa juga diajarkan untuk membuat ice cream dan dijelaskan mengenai proses pembuatannya.
“Melalui kegaiatan ini anak bisa mendapat pengalaman dan diharapkan dapat menceritakan ulang semua proses yang telah disampaikan,” ujar Lin.
Pada kegiatan ini, tambah Lin, siswa didampingi oleh orangtua sehingga mereka dapat mengetahi perkembangan anak secara langsung. Karena selama di sekolah anak tidak boleh didampingi orangtua untuk melatih kemandiriannya. Dengan ke McDonald’s ini orangtua dapat menilai sendiri keadaan anaknya.
Lin melanjutkan, dengan sistem pembeljaran yang tidak mengutamakan perkembangan akademik, siswa yang memang masih masuk dalam rentang usia bermain tersebut tidak seharusnya dibebankan dengan kegiatan pembelajaran yang terlalu berat dan membosankan.
“Intinya pembelajaran yang kami terapkan harus seceria mungkin dengan berbagai permainan, sehingga anak merasa nyaman dan tidak terbebani sama sekali,” tukasnya. (mil)

Exit mobile version